Bisnis.com, JAKARTA - Legenda sepak bola dunia asal Argentina Diego Armando Maradona menyerang Presiden FIFA Sepp Blatter dengan menyebut pria berkbangsaan Swiss berusia 79 tahun itu sebagai diktator dan mencerca ambisinya untuk masa jabatan kelima Presiden FIFA sebagai kemustahilan.
Serangan personal Maradona di Daily Telegraph itu terjadi beberapa hari sebelum Blatter berusaha memenangkan masa jabatan kelimanya di Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Blatter hanya bertarung memperebutkan jabatan yang sudah diembannya sejak 1998 dengan Pangeran Ali bin Al Hussein dari Yordania setelah mantan ujung tombak Timnas Portugal Luis Figo dan Ketua Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) Michael van Praag mundur pekan lalu.
Maradona, yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 di Meksiko dan menjadi runner up pada perhelatan serupa di Italia 4 tahun berikutnya, mengungkapkan di bawah kepemimpinan Sepp Blatter, FIFA telah menjadi aib dan sangat memalukan semua yang peduli sekali pada sepak bola.
"Pada saat saya melihat hampir tak seorang pun yang terbuka mendukung, banyak orang yang menilai dia akan memenangkan masa jabatan kelimanya. Mengapa? Seluruh gagasan mengenai masa jabatan kelima adalah mustahil pada 2015,” kata Maradona.
Mantan mertua striker Manchester City Sergio Aguero itu menambahkan, "Dia berjanji mengatasi masalah rasisme dalam sepak bola dan mempromosikan wanita dalam olahraga ini. Itu membuat saya tertawa. Pertanyaan saya, apa yang sudah Anda lakukan pada 4 tahun masa jabatan terakhir Anda?'
Menurut Maradona, insan sepak bola menghadapi diktator seumur hidup. “Blatter manusia es karena dia miskin inspirasi dan pesona yang menjadi jantung sepak bola. Jika hal ini adalah wajah sepak bola internasional, kita berada pada tempat yang sangat buruk."
Pemilihan Presiden FIFA diadakan pada Kongres FIFA di Zurich, Swiss, pada Jumat (29/5/2015) di mana kandidat harus memenangi mayoritas suara dari 209 anggota FIFA.
Blatter sudah menerima dukungan dari hampir semua konfederasi sepak bola regional, kecuali Union of European Football Associations (UEFA).
Masa jabatan keempat orang kuat dalam sepak bola dunia itu dibayangbayanti oleh kontroversi antara lain ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang sangat kuat diduga terjadi kasus suap-menyuap dalam proses bidding.