BISNIS.COM, JAKARTA—Branislav Ivanovic mengakui kemenangan 2-1 atas Benfica di Liga Eropa 2012/2013 harus dilalui dengan sangat berat, karena Benfica bermain sangat bagus.
Sundulan Ivanovic pada saat injury time menit 93 benar-benar menjadi mukjizat bagi Chelsea sekaligus mimpi buruk bagi Benfica. Seandainya skor masih sama kuat 1-1 hingga waktu normal 2x45 menit, barangkali hasil akhirnya akan berbeda.
Sekadar kilas balik, Chelsea membuka gol melalui Fernando Torres menit 60 babak kedua sehingga skor menjadi 1-0 untuk Chelsea. Namun itu hanya bertahan 8 menit ketika, Benfica menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti Óscar Cardozo pada menit 68.
Pertandingan pun sepertinya akan berakhir seri 1-1 untuk waktu normal 2x45 menit sebelum sundulan Ivanovic mengubah skor menjadi 2-1 dan membuat Chelsea mencetak sejarah dengan merebut piala LIga Eropa 2012/2013 hanya berselang setahun setelah mengondol piala Liga Champions 2011/2012.
"Ini pertandingan berat dan Benfica bermain sangat bagus. Tapi kami meraih kemenangan dari bola mati [yang berhasil dia sundul ke gawang Benfica] . Kami mempersiapkan laga ini dengan sangat sirius dan akhirnya menuai hasil," ujar Ivanovic kepada ITV seperti dikutip Reuters.
Pemain belakang Chelsea itu menilai Chelsea layak merayakan kemenangan tersebut karena dalam dua musim beruntun masuk final dan menjuarai kejuaraan antar klub Eropa, kendati dalam dua turnamen berbeda.
"Saatnya untuk merayakannya," tukas pemain asal Serbia.
Pelatih Chelsea Rafael Benitez mengamini pendapat anak asuhannya tersebut. Pelatih Spanyol itu menilai Chelsea layak memenangi pertandingan karena The Blues bermain bagus pada babak kedua.
"Pada babak pertama kami tak punya pijakan kaki, sehingga harus ada perubahan pada babak kedua. Para pemain bisa melakukan itu dan bermain ngotot. Saya sangat bangga dengan mereka..ini tidak mudah..saya sangat bangga," ujar Benitez.
Nasib Pelatih Benfica
Jorge Jesus, pelatih Benfica, masih belum percaya kalau timnya gagal meraih tropi Liga Eropa setelah wasit asal Belanda, Björn Kuipers, meniup panjang peluit untuk mengakhiri pertandingan hanya beberapa menit setelah gol Ivanovic.
Pelatih berusia 58 tahun ini menilai timnya bermain sangat bagus, konsisten, terorganisasi dan mampu meredam ketajaman Chelsea pada babak pertama.
"Chelsea sangat kuat, terutama dalam serangan balik. Kami mampu meredam kekuatan Chelsea pada babak pertama, " ujarnya.
Namun apa daya, Chelsea ternyata mampu membalik keadaan di babak kedua dan puncaknya adalah sundulan telak Ivanovic di injury time.
Kekalahan itu membuat Jesus berpikir ulang untuk bertahan menangani Benfica, padahal sebelum laga itu dirinya dan Benfica sudah ada titik temu mengenai masa depannya di klub.
"Dalam beberapa minggu terakhir, klub dan saya sudah berbicara mengenai masa depan saya. Namun, kekalahan itu membuat saya harus berpikir ulang mengenai hal itu," tukasnya.