Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Viral, Atlet Petinju Wanita Aljazair Imane Khelif Dituduh Transgender, Ini Kondisinya Secara Medis

Perempuan yang sering melakukan olahraga fisik seperti laki-laki, cenderung memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi.
Petinju Imane Khelif dari Aljazair (kanan) berhadapan dengan Anna Luca Hamori asal Hungary di perempat final tinju kelas 66Kg di Olimpiade Paris 2024/ REUTERS-Peter Cziborra
Petinju Imane Khelif dari Aljazair (kanan) berhadapan dengan Anna Luca Hamori asal Hungary di perempat final tinju kelas 66Kg di Olimpiade Paris 2024/ REUTERS-Peter Cziborra

Bisnis.com, JAKARTA – Atlet petinju/ boxing Aljazair Imane Khelif menjadi perbincangan dunia olahraga karena dituduh sebagai seorang  transgender dan memiliki kondisi differences in sex developments (DSD) atau kelainan perkembangan seksual.

Apakah Imane Khelif Transgender?

Dilansir dari USA Today dan GLAAD, Imane Khelif dibuktikan bukan transgender oleh International Olympic Committee. Tes yang membuatnya didiskualifikasi beberapa tahun silam tidak diakui.

Tes yang dilakukan oleh International Boxing Association (IBA) membuatnya ditendang dari Olimpiade sejak 2020, alasan lain juga karena kontroversi politik lain. Berdasarkan pernyataan IBA, tes tersebut bukan hanya tentang tes tingkat hormon testosteron, tetapi tes lain dengan “detail spesifik dirahasiakan”.

Hal ini membuat kebenaran tes dipertanyakan. Namun, ada indikasi Imane memang memiliki tingkat hormon testosteron yang lebih tinggi dari normal. Menurut Business Standard, hal ini lebih umum ditemukan pada atlet perempuan karena intensitas olahraga dan gaya hidup. Namun, hal ini bisa saja mengarah ke DSD atau kelainan perkembangan seksual.

Apa itu DSD?

DSD atau kelainan perkembangan seksual dapat terjadi ketika hormon dan organ tubuh seseorang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya saat lahir. Melansir St. Louis Children’s Hospital dan NHS UK, kondisi ini biasanya diketahui dari lahir atau ketika memasuki pubertas. 

Tipe kelainan perkembangan seksual dan simak pembagian DSD secara umum:

1. 46,XX DSD (memiliki genetik perempuan, tetapi alat kelamin terlihat berbeda dari biasanya)

Seorang perempuan biasanya memiliki pola kromosom XX. Sama halnya dengan orang tipe 46,XX DSD dan juga memiliki organ reproduksi internal perempuan, seperti rahim dan ovarium.

Namun, alat kelamin mereka terlihat sedikit berbeda dari umumnya. Biasanya, hal ini ditandai dengan klitoris yang terlalu besar atau bagian vagina tertutup.

Hal ini umumnya disebabkan kondisi “congenital adrenal hyperplasia”. Dengan kondisi ini, seseorang tidak bisa membuat hormon kortisol dan aldosteron sejak bayi. Hal ini dapat membahayakan karena Anda membutuhkan hormon tersebut untuk mengontrol tekanan darah hingga respon tubuh terhadap penyakit.

Kelainan alat kelamin juga disebabkan produksi hormon androgen yang terlalu tinggi. Hormon ini biasanya memiliki tingkat yang lebih tinggi pada laki-laki.

2. 46,XY DSD (memiliki genetik laki-laki, alat kelamin perempuan)

Laki-laki umumnya memiliki pola kromosom XY. Orang dengan kondisi 46,XY DSD memiliki alat kelamin yang terlihat beda dari biasanya, atau bahkan mirip dengan perempuan.

Kondisi ini umumnya terlihat berbeda-beda. Ada yang memiliki rahim, tetapi juga memiliki testis yang tidak tumbuh ke luar tubuh. Ada yang alat kelaminnya tidak tumbuh secara sempurna. Atau, ada yang tumbuh sempurna tetapi tidak berfungsi dengan baik.

46,XY DSD memiliki banyak penyebab, tetapi umumnya karena tubuh mengabaikan pembuatan hormon androgen. Kondisi ini disebut sindrom insensitivitas androgen.

3. DSD Kromosom Seks (alat kelamin normal, tetapi memiliki kelainan genetik)

Tidak semua orang lahir dengan kromosom XY atau XX. Orang yang memiliki DSD kromosom seks (sex chromosome DSD) bisa saja lahir dengan pola XXY atau XO.

Orang dengan DSD kromosom seks tidak melewati pubertas dengan normal. Perempuan bisa saja tidak kunjung menstruasi, atau laki-laki tidak mulai tumbuh rambut di tubuhnya.

Misalnya, sindrom Turner terjadi ketika perempuan kekurangan kromosom X. Biasanya, orang yang lahir dengan sindrom ini akan sulit melalui pubertas dan lebih pendek dari rata-rata.

Selain itu, ada pula sindrom Klinefelter yang dialami laki-laki dengan kelebihan kromosom X. Bayi dengan kondisi ini tidak memproduksi hormon testosteron normal. Ini berimbas pada perkembangan fisik seperti testis dan rambut, serta kekuatan tulang. (Ilma Rayhana)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper