Bisnis.com, JAKARTA - Dokter gadungan Elwizan Aminuddin berhasil ditangkap oleh Polres Sleman pada Rabu (31/1/2024).
Dirinya tertangkap setelah dua tahun menjadi buronan. Polisi mengatakan bahwa pelaku kerap berpindah-pindah tempat sehingga menyulitkan penangkapan.
Berikut ini sederet fakta dokter gadungan Elwizan Aminuddin:
Kronologi
Kasus dokter gadungan ini terkuak pada 2021, melalui seorang netizen di Twitter bernama Muhammad Iqbal Amin lewat akun Twitter-nya @iqbalamin89.
Dalam cuitannya, Iqbal meragukan Elwizan sebagai dokter muda karena disinyalir tidak terdaftar di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), atau Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) kemudian melakukan penyelidikan bersama Satgas Covid-19 LIB. Berdasarkan penelusuran, Elwizan Aminuddin terbukti tidak memiliki ijazah kedokteran yang resmi.
Baca Juga
PT LIB melaporkan temuan itu ke Pihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Pihak PSS Sleman ikut melakukan penelusuran terkait hal tersebut. Setelah terbukti dokter gadungan, klub tersebut melaporkan Elwizan ke Polres Sleman.
Palsukan Ijazah di Google
Diketahui, pelaku melakukan pemalsuan ijazah dari Google. Ia mulanya mengunduh ijazah dari Universitas Syah Kuala Banda Aceh.
Ijazah tersebut kemudian diedit dan diubah menjadi identitasnya.
Selama bekerja dan menangani pasiennya, Elwizan turut mengandalkan Google untuk melakukan pelayanan medis.
Dapat Gaji hingga Rp25 Juta
Dalam melancarkan aksinya, Elwizan sempat mendapat gaji puluhan juta. Ia melamar sebagai dokter dengan ijazah dari Universitas Syah Kuala Banda Aceh.
Pada 2020, dia mendapatkan gaji sebesar Rp15 juta ditambah bonus per bulan sebagai dokter di PSS Sleman.
Selang satu tahun, Elwizan berhasil mendapatkan gaji beserta bonus hingga Rp25 juta.
Pernah Tangani Klub Lain hingga Timnas Indonesia
Elwizan ternyata sudah 11 tahun beraksi menjadi dokter gadungan. Ia bahkan berhasil mengelabui klub bola lainnya seperti Persikabo 1973, Kalteng Putra, Persita Tangerang, Barito Putra, Bali United, dan Madura United.
Parahnya, dirinya juga membuat PSSI tertipu, di mana ia pernah dipanggil untuk bekerja di Timnas Indonesia pada 2014.
Kemudian pada 2018, ia kembali dipanggil untuk menangani Timnas Indonesia U-19.
Hampir Celakakan Pemain
Dalam pekerjaannya, Elwizan hanya mengandalkan Google untuk menangani sejumlah keluhan pemain. Parahnya, ia pernah hampir mencelakakan pemain timnas Indonesia yakni Ernando Ari.
Sebagai kiper timnas, Ernando dilarang melakukan operasi oleh Elwizan. Ia pun bersyukur tidak harus pensiun dini karena salah penanganan.
Yang parah adalah saat Elwizan merawat Saddam Gaffar. Striker PSS Sleman itu mendapat perawatan yang tidak baik saat mengalami cedera.
Saddam akhrinya menjalani operasi rekonstruksi pada awal Januari 2022.