Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Piala Dunia U-20 2023, Jokowi: RI Konsisten Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Presiden Jokowi angkat bicara mengenai kepastian statuta Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (15/3/2023). Dok Setpres RI.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (15/3/2023). Dok Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai kepastian statuta Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 atau FIFA World Cup U-20.

Presiden memastikan bahwa penyelenggaran event olahraga akbar tersebut masih diusahakan agar tetap berjalan. Pemerintah memastikan tak mencampuradukkan urusan olahraga dengan politik.

Meski begitu, orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan bahwa Indonesia terus memegang prinsip untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina atas penjajahan Israel.

“Pertama, ini prinsip. Prinsip Negara kita Indonesia yang selalu konsisten dan teguh dalam memperjuangkan dan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan mendukung penyelesaian two states solution, Negara Israel dan Negara Palestina merdeka. Ini sesuai dengan konstitusi menolak penajajahan dalam bentuk apapun dan ini selalu kita sampaikan dalam forum-forum bilateral, forum multilateral dan forum internasional lainnya,” ujarnya melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023).

Lebih lanjut, Presiden RI Ke-7 ini menceritakan bagaimana proses Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dengan melalui proses bidding melalui dan seleksi panjang.

Adapun, pada proses akhir terdapat 3 kandidat Negara yang memperebutkan statuta sebagai tuan rumah event sepak bola dunia itu, yaitu Brasil, Indonesia, dan Peru.

“Saat itu semua pihak berjuang bekerja keras bersama-bersama agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dan akhirnya pada Oktober 2019, kita ditunjuk jadi tuan rumah oleh FIFA. Ini merupakan kehormatan bagi Bangsa Indo karena kita mendapat kepercayaan menyelenggaraan Piala Dunia U-20. penyelenggaraan event olahraga yang paling banyak penggemarnya di seluruh dunia,” tuturnya.

Jokowi melanjutkan, saat ditunjuk menjadi tuan rumah Indonesia masih belum mengetahui siapa yang akan menjadi tim peserta karena tim yang berpartisipasi dalam proses prakualifikasi. Sehingga, kepastian tim nasional (timnas) Israel lolos seleksi, baru diketahui pada Juli 2022.

Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjamin keikutsertaan timnas Israel tak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina.

Bahkan, dia menegaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina selalu kokoh dan kuat. Sehingga dalam urusan Piala Dunia U-20, sikap Indonesia sependapat dengan Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati oleh setiap anggotanya.

"Jadi jangan mencampur adukkan urusan olahraga dan urusan politik. Saat ini FIFA juga telah mengetahui ada penolakan terhadap keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20, tetapi pemerintah maupun PSSI masih terus berusaha agar ada solusi terbaik. Untuk itu saya telah mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu dengan FIFA untuk mencari penyelesaian yang terbaik, mencari solusi yang terbaik,” pungkas Jokowi.

Sekadar informasi, PSSI saat ini tengah mengalkulasi dampak buruk yang dapat terjadi terhadap persepakbolaan Indonesia pasca pembatalan Drawing Piala Dunia FIFA U-20 di Denpasar, Bali.

Awalnya, drawing atau pembagian grup negara peserta Piala Dunia FIFA U-20 tersebut akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023.

Pengukuran risiko tersebut perlu dilakukan demi menentukan langkah–langkah yang perlu dilakukan agar persepakbolaan Indonesia terselamatkan.

Hingga saat ini, PSSI belum mendapatkan alasan resmi yang menyebabkan FIFA membatalkan acara drawing tersebut.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menolak kehadiran Tim Nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia FIFA U20.

Bagi PSSI, ini dapat menjadi alasan bagi FIFA untuk membatalkan drawing Piala Dunia FIFA U-20.

Penyebabnya, bagi FIFA, penolakan gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali.

Padahal, sebelumnya Gubernur Bali sudah menandatangani government guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk di dalamnya drawing Piala Dunia U-20.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga melanjutkan bahwa PSSI akan mengantisipasi kemungkinan terburuk dari keputusan FIFA tersebut.

“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepak.bola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia,” ujarnya melalui rilisnya, Minggu (26/3/2023).

PSSI, kata Arya, memahami sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dan dengan Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.

“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepak bola Indonesia yang kita cintai,” kata Arya.

Dia meminta semua pecinta sepak bola di Indonesia dan semua masyarakat Indonesia yang ingin persepakbolaan tanah air lebih maju, untuk bersikap tenang.

“Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir ini muncul kekhawatiran netizen penggemar bola di sosial media terkait nasib penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Kondisi Kelam

Muncul trending topic yang berisi kondisi kelam persepakbolaan Indonesia, jika Indonesia gagal menjadi penyelenggara Piala Dunia U20 di Indonesia.

Jika Indonesia batal menyelenggarakan Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2023, maka netizen mengkhawatirkan sejumlah hal.

Pertama, Indonesia akan dibekukan oleh FIFA.

Kedua, Indonesia bisa dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA.

Ketiga, Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA.

Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga.

Kelima, Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034.

Keenam, federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade.

Ketujuh, Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik.

Kedelapan, pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepakbola Indonesia terhenti.

Kesembilan, Timnas U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper