Bisnis.com, JAKARTA - Laporan keuangan tim-tim Liga Italia menunjukkan kerugian yang terbilang cukup besar, misalnya saja terjadi di Inter Milan dan Juventus.
Inter Milan mengumumkan bahwa klub menelan kerugian sebesar 140 juta euro (Rp2,04 triliun) selama musim 2021-2022, Rabu (28/9/2022).
Kerugian yang diderita Inter Milan merupakan akibat pandemi COVID-19. Pembatasan terkait pandemi yang masih berlaku selama paruh pertama musim lalu itu membuat kerugian mencapai 105 juta euro lebih rendah dari jumlah kerugian musim sebelumnya.
Di sisi lain, pendapatan Inter Milan juga naik 75 juta euro pada musim sebelumnya menjadi 439,6 juta euro.
Inter mengatakan bahwa pada akhir musim 2019-2020 (yang memasuki tahun keuangan berikutnya setelah pandemi melanda Eropa), peningkatan pendapatan mencapai 140 juta euro.
Suning yang memiliki Inter secara resmi telah menyatakan komitmennya mendukung klub dengan menutupi kerugian klub.
"Dua tujuan utama klub tak tergoyahkan, yakni mempertahankan daya saing tim pada level tertinggi dalam setiap kompetisi dan memperkuat posisi keuangannya," kata Inter Milan.
Baca Juga
Yang dialami Inter Milan tak seburuk Juventus. Salah satu rival Inter di Serie A, Juventus, mencatat kerugian sangat besar yakni 254,3 juta euro (Rp3,7 triliun), Jumat (22/9/2022).
Ini tahun kelima secara berturut-turut neraca keuangan Juventus berada di zona merah. Pada musim 2017-2018, mereka rugi 19 juta euro, disusul rugi 40 juta euro pada 2018-2019, rugi 90 juta euro pada 2019-2020, dan rugi 209,9 juta euro pada 2020-2021.
Meski begitu, utang bersih Juventus berkurang jauh, dari 389,2 juta euro menjadi 153 juta euro. Hal ini disebabkan kucuran modal dari klub sebesar 393,8 juta euro, kemudian dikurangi berbagai pengeluaran sebesar 157,6 juta euro.