Bisnis.com, JAKARTA - Masa depan Ronald Koeman sebagai pelatih Barcelona kini berada di situasi kritis. Presiden klub, Joan Laporta dan anggota dewan klub, tengah membahas kelanjutan pelatih Belanda itu dalam menjalankan tugasnya di Camp Nou.
Kekalahan 3-0 Barcelona di markas Benfica dalam pertandingan Liga Champions membuat kompetensi Koeman dipertanyakan oleh beberapa orang di klub, mungkin menjadi hasil terburuk yang didapat mantan pelatih timnas Belanda itu.
Koeman telah dikritik dan dinilai karena berbagai alasan. Namun, tujuh hal penting yang membuatnya semakin terpuruk, tidak bisa diabaikan.
1. Serangan kepada pemain
Koeman tidak ragu menyatakan secara terbuka bahwa pasukannya melemah selama musim panas, menyoroti fakta bahwa beberapa pemain muda lebih berkomitmen daripada pemain veteran.
Dia kritis setelah pertandingan, mencela pemainnya karena kehilangan peluang dan kehilangan konsentrasi. Hal itu juga dia lakukan di Lisbon pada Rabu malam lalu.
"Kami juga harus menuntut lebih dari para pemain, di gol pertama, kami tidak bisa membiarkan pemain lawan masuk dengan mudah, Barcelona hari ini bukan tim delapan tahun lalu," ujarnya.
Komentar ini membuat dia tidak disukai para pemain akhir-akhir ini.
2. Mengubah sistem dan melawan gaya alami Barcelona
Sistem 4-3-3 belum disentuh oleh Koeman. Pelatih Belanda itu lebih sering memilih sistem 4-2-3-1 atau bahkan menggunakan lima pemain di pertahanan.
Permainan kombinasi yang diterapkan tahun-tahun sebelumnya telah menghilang dalam beberapa pertandingan, terutama hasil imbang dengan Granada di mana Los Cules melakukan 54 umpan silang.
Dalam situasi ini, Koeman lagi-lagi menyalahkan pemainnya. "Tidak ada pemain untuk tiki-taka."
3. Kurang harmonis dengan Joan Laporta
Sejak awal, presiden klub, Laporta, dan Koeman, memiliki hubungan yang rumit. Dalam kampanye pemilihannya, Laporta mengisyaratkan keraguan atas kesesuaian pelatih asal Belanda itu dengan posisinya dan ini muncul di musim panas ketika presiden memberi tahu Koeman bahwa dia sedang mencari opsi pelatih alternatif.
Awal musim yang tidak konsisten tidak terbantu dengan kebocoran dan gangguan terus-menerus dari Laporta.
4. Kekalahan Koeman
Pelatih Belanda itu meyakinkan para penggemar bahwa dia realistis dengan ambisi yang dimiliki timnya, tetapi kehati-hatiannya saat menetapkan tujuan ini telah diterima dengan sangat buruk oleh dewan dan para pemain.
"Di Liga Champions, Anda tidak bisa mengharapkan keajaiban, mempertahankan posisi liga yang tinggi akan menjadi sukses."
5. Menerima keputusan klub
Koeman menerima batasan yang diterapkan klub karena situasi ekonomi yang buruk. Dia mengerti bahwa dia harus menjual pemain dan setiap penandatanganan harus dilakukan dengan status bebas transfer.
Dia menerima kepergian Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan Emerson Royal, meski keputusan itu membuat timnya jauh lebih lemah.
6. Tidak patuh
Meski mendapatkan tekanan dari beberapa pihak, termasuk Laporta, tentang bagaimana dia harus melatih tim, Koeman tetap teguh pada pendiriannya. Dia menganggap bahwa ada pemain yang lebih pantas mendapatkan menit bermain daripada Samuel Umtiti dan Riqui Puig, meski ada tekanan dari atas untuk memainkan mereka.
7. Dia telah gagal dalam pertaruhan
Penandatanganan Luuk de Jong adalah pertaruhan pribadi atas nama Koeman dan pemain depan Belanda itu tidak tampil mendekati standar yang diharapkan darinya.
Koeman telah memberinya banyak kepercayaan diri dan menit tanpa hasil, tetapi juga membuat keputusan taktis yang dipertanyakan selama pertandingan.
Menempatkan Eric Garcia sebagai bek tengah kanan saat melawan Benfica yang kemudian harus dia ubah, menjadi salah satu contohnya. Selain itu, perombakan posisi Frenki de Jong.
Media Spanyol, AS, mengungkapkan bahwa sumber mereka di internal klub itu mengatakan Laporta dan jajaran dewan petinggi Barca lainnya tak lagi memiliki kepercayaan terhadap Koeman menyusul hasil buruk yang didapat.
Bahkan, muncul nama Andrea Pirlo sebagai pengganti Koeman. Mantan pelatih Juventus itu dianggap sebagai alternatif lebih murah ketimbang Roberto Martinez. Barca disebut harus membayar sejumlah kompensasi kepada Federasi Sepak Bola Belgia jika menginginkan Martinez sebagai pelatih mereka.
Sementara untuk merekrut Pirlo, Barca tak harus mengeluarkan dana selain gaji si pelatih karena dia saat ini tercatat tak menangani tim mana pun.
AS menyatakan bahwa presiden Barcelona, Joan Laporta, merupakan penggemar Andrea Pirlo saat dia masih bermain. Pirlo yang pernah membela Inter Milan, AC Milan dan Juventus memang sempat dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia pada masa kejayaannya.