Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Jerman mengkritik keputusan Union of European Football Associations (UEFA) yang menaikkan kapasitas penonton di babak lanjutan Euro 2020 dan menyebutnya sebagai tindakan "sangat tidak bertanggung jawab" di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Digelar di tengah pandemi Covid-19, Piala Eropa (Euro) 2020 kerap kali mengumpulkan orang dalam jumlah banyak termasuk di Puskas Arena, Budapest, Hungaria, yang diberi izin kapasitas penuh hingga 60.000 penotnon.
Selain itu, pembatasan penonton diberlakukan berbeda di masing-masing kota tuan rumah dalam rentang 25 persen hingga 45 persen yang kerap kali menghadirkan 10.000 hingga 15.000 penonton.
"UEFA sangat tidak bertanggung jawab. Saya tidak bisa menjelaskan mengapa UEFA tidak bersikap bijak. Saya curiga semuanya didasari aspek komersial," kata Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer pada Kamis (1/7/2021).
Menurut Seehofer, pertandingan yang dihadiri 60.000 penonton seperti di Hungaria, juga dijadwalkan untuk semifinal dan final di Wembley, London, Inggris, dan itu pasti mendorong penyebaran Covid-19.
Dia menyoroti pula perbedaan penerapan aturan di Munchen, yang juga jadi kota tuan rumah, dengan hanya 14.500 penonton diizinkan masuk stadion dengan persyaratan tetap mengenakan masker, menjaga jarak, dan dites negatif Covid-19.
Melalui pernyataan jawabannya kepada Reuters, UEFA menyatakan aturan mereka selalu seiring dengan protokol otoritas kesehatan lokal di setiap lokasi tuan rumah.
"Keputusan akhir tentang jumlah penonton yang menghadiri pertandingan serta izin masuk di setiap stadion, kota dan negara, sesuai dengan tanggung jawab otoritas lokal yang kompeten, dan UEFA selalu menaati semuanya," tulis pernyataan tersebut.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah sempat menyatakan bahwa kerumunan penonton selama Euro 2020 baik di stadion maupun bar turut mendorong lonjakan kasus Covid-19.