Bisnis.com, JAKARTA - Sinyal pembatalan turnamen tenis terkemuka, Wimbledon, kian menguat di tengah merebaknya pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19.
Kali ini, pejabat federasi tenis Jerman Dirk Hordroff memprediksi bahwa salah satu dari 4 turnamen tenis Grand Slam itu akan ditunda.
Hordoff yang merupakan Wakil Presiden Federasi Tenis Jerman (Deutscher Tennis Bund/DTB) berkata bahwa ia memperkirakan Wimbledon, yang dijadwalkan berlangsung 29 Juni sampai 12 Juli, akan ditunda karena pandemi.
"Ini bukan rumor, mereka akan mengumumkan bahwa mereka membatalkan Wimbledon," kata Hordoff seperti dilansir Antara, Senin (30/3/2020) malam.
"Anda dapat menjadwal ulang Roland Garros untuk September atau Oktober, namun Wimbledon tidak bisa, rumputnya akan terlalu lembab," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Hordoff juga mengkritik panitia penyelenggara French Open yang telah mengumumkan keputusan untuk menunda turnamen mereka. Menurut agenda yang baru, French Open akan berlangsung pada 20 September, bukan 24 Mei seperti jadwal semula.
Baca Juga
"Apa yang dilakukan presiden (Federasi Tenis Prancis) Bernard Giucelli merupakan aib, bagi tenis dan bagi Prancis," tegasnya.
Pergeseran jadwal itu membuat French Open dimulai sepekan setelah US Open berakhir, jika ajang itu tetap dimainkan sesuai agenda semula di New York.
"Cara mereka melakukannya, tenis akan mati jika kami semua bertingkah seperti itu. Saya yakin bahwa itu merupakan tindakan politis dengan pemilihan yang akan berlangsung (pada Desember). Ia panik," serangnya.
