Bisnis.com, JAKARTA – Stadion sarat sejarah di Rio de Janeiro, Maracana, dimanfaatkan sementara sebagai rumah sakit darurat untuk menangani pasien-pasien yang sudah positif terjangkit virus corona baru COVID-19 di Brasil.
Meningkatnya kasus temuan COVID-19 di Brasil yang melampau angka 2.900 orang pada Jumat (27/3/2020) WIB, membuat pemerintah meminta komplek berbagai arena olahraga untuk dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat.
Meskipun sudah dialihfungsikan, pemerintah Rio de Janeiro belum memutuskan berapa banyak daya tampung Stadion Maracana selama masa menjadi rumah sakit darurat.
Otoritas yang sama masih belum memutuskan pula apakah fasilitas rumah sakit darurat bakal dibangun di atas lapangan hijau atau lokasi lain dalam kompleks Maracana, yang meliputi stadion atletik dan gedung akuatik.
Secara keseluruhan Rio de Janeiro berupaya membangun sedikitnya enam rumah sakit darurat selama memerangi pandemi COVID-19.
Sedikitnya 78 orang di Brasil meninggal karena virus corona, tetapi Presiden Jair Bolsonaro tak berhenti meremehkan ancaman pandemi global yang disebutnya cuma "flu biasa".
Di tingkat provinsi, sejumlah gubernur di Brasil telah menerapkan karantina wilayah sambil meningkatkan daya tampung fasilitas kesehatan, walaupun Bolsonaro terus melancarkan kritik bahwa sikap itu berlebihan dan menghambat roda ekonomi di sana.
Maracana jadi stadion sepak bola ketiga yang dikonversi menjadi rumah sakit darurat setelah Stadion Pacaembu di Sao Paulo dan Stadion Mane Garrincha di Brasilia.
Federasi Sepak Bola Brasil menangguhkan seluruh aktivitas olahraga kulit bundar itu menyusul munculnya kasus COVID-19.
Maracana merupakan stadion yang menjadi saksi partai final Piala Dunia 2014 serta panggung upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade 2016. Pada 1950 Maracana menjadi saksi kekalahan Brasil 1 - 2 dari Uruguay sehingga gagal menjadi juara Piala Dunia untuk pertama kali.
