Bisnis.com, JAKARTA - Klub-klub divisi utama Brazil melakukan pemungutan suara yang hasilnya menentang pengadopsian sistem video pembantu wasit alias Video Assistent Referee (VAR) pada Senin (5/2) setempat, lima bulan berselang setelah Konfederasi Sepak Bola Brazil (CBF) menyatakan akan memperkenalkan sistem tersebut di turnamen strata tertinggi.
CBF tidak menjelaskan mengapa klub-klub menentang digunakannya sistem tersebut, namun laporan sejumlah media menyebutkan hasil pemungutan suara memperlihatkan skor 12-7 yang mengunggulkan pihak penolak VAR, dengan alasan utama faktor biaya.
Menggunakan VAR akan membuat klub-klub harus mengeluarkan dana sekitar satu juta real Brazil (sekira Rp4,16 miliar), menurut laman olahraga Brazil globoesporto.globo.com, meski demikian CBF sempat mengumumkan akan menanggung biaya instalasi sistem tersebut untuk kompetisi Campeonato Brasileiro Serie A alias divisi utama sepak bola setempat.
"Penggunaan video acuan telah ditujukan dan klub-klub memutuskan mereka tidak akan menggunakannya pada 2018 Brasileirao (kejuaraan divisi pertama)," kata badan itu dalam pernyataannya.
Pada September 2017, CBF menjanjikan sistem itu akan digunakan pada sejumlah pertandingan liga, sebagai buntut dari kontroversi kemenangan Corinthians 1-0 atas Vasco da Gama berkat gol yang dibukukan Jo dengan lengannya.
Pada pertemuan Senin (5/2) di Rio de Janeiro, klub-klub memilih untuk mengizinkan lapangan-lapangan sintetis digunakan di divisi teratas dan mereka juga mengizinkan masing-masing tim untuk memainkan sampai lima pertandingan kandang di negara-negara bagian lain selain yang merupakan negara bagian mereka.
Tim-tim Brazil sering memainkan pertandingan-pertandingan kandang di kota-kota yang berjauhan, di mana mereka bisa meraup lebih banyak uang dari penjualan tiket.
Bagaimanapun, CBF menetapkan bahwa opsi itu tidak akan diizinkan pada lima pertandingan terakhir musim.