Bisnis.com, JAKARTA - Sutan Zico, penyerang Timnas Indonesia U-16 yang tampil tajam di kualifikasi Piala Asia U-16 2018, memetik berkah dari program-program klub-klub besar Eropa di Indonesia dan Asia. Ketajamannya ikut terpoles program dari Chelsea FC dan Bayern Munchen.
Ketajaman pemain bernama lengkap Diego Armando Ondriano terlihat menonjol di kualifikasi Piala AFC lalu. Ia menjadi top scorer bagi Indonesia dengan torehan 10 gol dari empat pertandingan. Bagaimana sesungguhnya kemampuan pemain ini dibentuk?
Tempo menemuinya di lapangan Stadion Pakansari Bogor, Rabu, 27 September 2017, Zico mengaku mencintai sepak bola sejak kecil. "Pertama kali suka (sepak bola) karena diajak ayah. Kalau dia melatih, saya suka ikut," kata pemain kelahiran Jakarta, 22 April 2002 itu.
Oriyanto Jhosan, sang ayah, memang merupakan mantan pemain bola. Ia pernah membela Persikabo Bogor saat era Galatama dahulu. Sama-sama berposisi striker, bakat Oriyanto diturunkan pada anak laki-lakinya itu.
Meski masih di tingkat Taman Kanak-kanak, namun Zico tetap hanya bermain dengan bola. Hingga pada umur 6 tahun, Zico dimasukan ke SSB Citra Pratama yang berada di dekat rumahnya, di Gunung Putri Bogor. Di sana pula Oriyanto menjadi kepala pelatih dan membina pemain muda kampungnya. Latihan pun rutin dilakukan Zico.
Memasuki umur 12 tahun, hasil latihan rutin Zico mulai membuahkan hasil. Ia sering dipinjam oleh SSB lain untuk mengikuti kejuaraan. Saat ikut dalam turnamen junior U 14 di Karawang, Jawa Barat, Zico menjadi top skor turnamen meski timnya kalah di final. Zico kemudian dipinjam oleh SSB ASAD 313 Purwakarta, yang akan berlaga di final Danone Nation Cup di Brasil.
Pada saat yang sama, potensi Zico terlihat oleh mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. Kurniawan menghubungi Oriyanto dan mengajak Zico mengikuti Adidas Predator Hunt di Pancoran, Jakarta Selatan.
Dari ratusan peserta, nama Zico masuk di lima pemain terpilih. Zico yang masih berumur 12 tahun pun mendapat dukungan sponsor dari Adidas berupa sejumlah peralatan.
Kurniawan, yang juga tergabung di Chelsea Soccer Club Indonesia, mengajak Zico latihan di tempatnya. Hingga beberapa bulan kemudian, Chelsea Soccer Club Singapore mengajak Zico dan empat pemain lainnya berlatih di Singapura. "Jadi Zico tiap Sabtu Minggu itu pasti ke Singapura untuk berlatih di sana," kata Oriyanto.
Tiga tahun berlatih di dua negara, permainan Zico semakin berkembang. Pada Mei 2017 ia terpilih ikut bermain di Bayern Youth Cup di Jerman dan berkesempatan bertemu idolanya, Robert Lewandowski. "Seneng sih tapi jadinya cuma ketemu David Alaba sama Xabi Alonso," kata dia.
Pasca bermain di Jerman, anak kedua dari empat bersaudara itu kembali mengikuti seleksi Timnas Indonesia U 16 untuk bertanding di kualifikasi Piala Asia di Thailand. Setelah sempat gagal masuk di seleksi sebelumnya, pelatih Fakhri Husaini akhirnya mengikutsertakan Zico ke Thailand.
Kepercayaan Fakhri dijawab Sutan Zico dengan mencetak 10 gol di empat pertandingan. Awalnya, Zico mengatakan agak janggal karena dimainkan sebagai striker. Padahal ia mengaku biasa bermain sebagai second striker. Namun taktik Fakhri ternyata ampuh. "Saya ternyata nyaman juga main di depan," kata dia.