Bisnis.com,JAKARTA - Tim nasional U-23 Indonesia, yang terjungkal 2-4 dari Myanmar di pertandingan pertama, Selasa , (2/6/2015), Sabtu ini (6/6/2015) akan menghadapi pertandingan kedua melawan Kamboja di Sea Games 2015. Kemenangan menjadi mutlak. Tidak bisa ditawar-tawar, jika peluang lolos ke semifinal ingin tetap terbuka.
Rekor pertemuan Indonesia-Kamboja atau Kamboja-Indonesia, seperti bumi dan langit. Dari 18 pertemuan, Kamboja hanya menang dia dua pertandingan awal pertemuan, 1971 dan 1973. Sejak itu, Kamboja selalu menjadi bulan-bulanan Indonesia. Bahkan, dalam satu pertemuan di Bangkok, Indonesia mampu melumat Kamboja 10-0.
06/06/15 | Indonesia vs Kamboja | 19.30 | SCTV, TVRI |
Jika ada prestasi terbaik --dari yang buruk-- Kamboja adalah saat kalah 1-0 dari Indonesia pada dua tahun lalu di kandang mereka sendiri.
[BACA: SEPAKBOLA SEA GAMES 2015: Indonesia Gilas Kamboja 6-1, Muchlis Kandidat Top Skor, Semifinal Terbuka]
Kini, saat kemenangan menjadi keharusan demi lolos ke semifinal, akankah keperkasaan atau dominasi Indonesia atas Kamboja tetap belum tergoyahkan? Atau, inikah era baru sejarah pertemuan Indonesia vs Kamboja: Di mana Indonesia kalah setelak kekalahan dari Myanmar?
"Ya peluang masih terbuka, kan baru kalah sekali, masih ada pertandingan lain," ujar mantan pemain tim nasional Indonesia Ponaryo Astaman.
Seberapa besar peluang itu? Ya, pastinya Kamboja sudah mengoleksi poin tiga hasial menang 3-1 dari Filipina. Tiga gol dari Udom (menit ke-30), Sokpheng (menit ke-41) dan Vathanaka (menit ke-81) menjadikan Kamboja memiliki peluang ke semifinal lebih baik dibanding 'Garuda Muda'. Hasil seri, misalnya, peluang Kamboja ke semifinal menjadi jauh lebih baik dan Indonesia, harus bersiap-siap mengemas koper. Lantaran, Myanmar sudah mengoleksi enam poin dan Singapura tiga poin. Evan Dimas cs, nol.
Evan Dimas cs harus menang? Yes. Tidak boleh seri. Apalagi kalah. Peluang untuk menang, sudah ada sejak melawan Myanmar.
Pertama, persoalan pemain kita adalah konsentrasi saat bertahan. Pemain kerap lebih fokus kepada pemain lawan yang tengah menguasai bola dan alpa pada pemain lawan yang tanpa bola. "Fokus kepada faktor-faktor teknis saja, sehingga secara tim maupun secara individu bisa lebih baik," tutur Punayo.
Kedua, pemain Indonesia selalu ingin cepat-cepat mencetak gol. Mereka seperti dikejar-kejar keharusan menang sekaligus ketakutan tidak cukup waktu jika bermain tenang. Terutama saat berada di area pertahanan lawan.
Ketiga, kreasi serangan. Evan Dimas, saat melawan Myanmar, tidak dibebaskan untuk bermain dalam posisi yang berpindah-pindah. Akibatnya, Evan yang diperankan sebagai motor serangan sekaligus pencetak gol, mudah diatasi lawan. Itu mengapa peran Evan melawan Myanmar menjadi tidak banyak arti.
Keempat, motivasi. Pemain Indonesia tidak memiliki motivasi kuat dalam pertandingan melawan Myanmar. Mereka tidak memiliki semangat bertandingan yang militan bahwa pertandingan bukan atas nama dirinya, tetapi bangsa dan negara. Inilah Indonesia, semangat itu tidak terlihat. Lagi 'Garuda Di Dadaku…" tidak terpancar.
Dalam satu keterangan kepada salah satu stasiun televisi di Indonesia --Metro TV-- pelatih Aji Santoso mengatakan dirinya sudah mengevaluasi permainan tim Indonesia saat melawan Myanmar. "Kami sudah menyiapkan strategi melawan Kamboja," kata Aji, yang gagal membawa Timnas U-23 Indonesia ke semifinal di Asian Games 2014.
Sekali lagi, jika hal-hal buruk itu mampu diatasi Aji, Indonesia berpeluang besar menang dari Kamboja. Persoalannya, mampukah itu dibuat Aji Santoso? Semoga.
Perkiraan pemain:
INDONESIA: 12.FADHIL Muhammad Natshir, 3.LESTALUHU Muhammad Abduh, 4.CAHYA Syaiful Indra, 6.DARMONO Evan Dimas, 7. NUFIANDANI Ahmad, 9. SYAIFULLOH Muchlis Hadi Ning, 10.PEBRIYANTO Wawan, 13.LESTUSEN Manahati (K), 16.PRANATA Hansamu Yama, 18.SETYANO Adam Alis, 19.ZULFIANDI Zulfiandi
KAMBOJA: 1.UM Serei Rath, 3.NEN Sothearoth, 4 NUB Tola, 5.SOEUY Visal, 7.PRAK Mony Udom (K), 8 HOY Phallin, 10. KEO Sokpheng, 12 SOS Suhana,14. TIT Dina, 16 NGOY Srin, 17.CHHIN Chhoeun
Rekor pertemuan
Tahun | Pertandingan | Skor | Tempat |
1966 | Kamboja-Indonesia | 0-0 | Pyongyang |
1971 | Indonesia-Kamboja | 0-2 | Bangkok |
1973 | Indonesia-Kamboja | 2-3 | Korsel |
1995 | Indonesia-Kamboja | 10-0 | Bangkok |
1996 | Indonesia-Kamboja | 3-0 | Singapura |
1997 | Indonesia-Kamboja | 8-0 | Jakarta |
1997 | Kamboja-Indonesia | 1-1 | Phnom Penh |
1999 | Indonesia-Kamboja | 1-0 | Brunei |
1999 | Kamboja-Indonesia | 1-5 | Kamboja |
1999 | Indonesia-Kamboja | 9-2 | Jakarta |
2001 | Indonesia-Kamboja | 6-0 | Jakarta |
2001 | Kamboja-Indonesia | 0-2 | Phnom Pehn |
2002 | Indonesia-Kamboja | 4-2 | Jakarta |
2004 | Indonesia-Kamboja | 8-0 | Hanoi |
2008 | Indonesia-Kamboja | 7-0 | Jakarta |
2008 | Indonesia-Kamboja | 4-0 | Jakarta |
2011 | Indonesia-Kamboja (U-23) | 6-0 | Jakarta |
2013 | Kamboja-Indonesia (U23) | 0-1 | Kamboja |
Sumber: Sport Soccer Statistik Foundation
Lima Pertandingan terakhir Indonesia :
31/03/15 Korea Selatan U23 4 – 0 Indonesia U23
27/03/15 Indonesia U23 5 – 0 Timor-Leste U23
26/09/14 Korea DPR U23 4 – 1 Indonesia U23
22/09/14 Indonesia U23 0 – 6 Thailand U23
Lima Pertandingan terakhir Kamboja U23 :
31/03/15 Kambodia U23 3 – 1 Filipina U23
29/03/15 Kambodia U23 1 – 4 Korea DPR U23
27/03/15 Thailand U23 2 – 1 Kambodia U23
16/12/13 Thailand U23 0 – 0 Kambodia U23
12/12/13 Kambodia U23 2 – 3 Timor-Leste U23