Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ragam Keluhan Atlet Soal Penginapan Olimpiade Paris, Panas, dan Banyak Pencuri

Panas dan penuh pencuri, ini ragam keluhan dari atlet olimpiade Paris 2024
Warga berjalan di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis. REUTERS/Kevin Coombs
Warga berjalan di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis. REUTERS/Kevin Coombs

Bisnis.com, JAKARTA – Di media sosial ramai para atlet di Olimpiade Paris 2024 mengeluhkan penginapan di komplek atlet.

Dilansir dari Daily Mail, para atlet mengeluhkan komplek Olimpiade yang terlalu panas, terlalu vegan, dan penuh dengan kasus pencurian.

Penyelenggara Olimpiade berkomitmen untuk menjadikan Paris sebagai tuan rumah Olimpiade “paling hijau” sepanjang sejarah.

Karena alasan itu, mereka tidak menggunakan pendingin ruangan atau AC di kamar komplek atlet, dan memilih untuk menggunakan sistem pendingin otomatis yang memanfaatkan air dari bawah tanah. Namun, ternyata keputusan tersebut tidaklah tepat.

Akibatnya, para atlet yang menginap mengeluh kepanasan karena tidak adanya pendingin ruangan di kamarnya.

Apalagi, saat ini Paris sedang dilanda panas ekstrem, dengan kenaikan suhu mencapai 36 derajat.

2.807 apartemen yang telah dirancang dengan konsep ramah lingkungan nyatanya tidak efektif. Dikarenakan cuaca yang sangat panas, pihak penyelenggara telah mengizinkan kepada para delegasi untuk membeli atau menyewa unit pendingin udara bagi para atlet mereka.

Bahkan, beberapa negara telah memasang pendingin udara sebelum Olimpiade dimulai, seperti Australia, Inggris, Jerman, Italia, Jepang, Amerika, dan Cina.

Menurut pengakuan seorang atlet pendayung Aljazair, mereka memiliki kipas angin di kamar tidur, tetapi itu tidaklah cukup lantaran malam hari menjadi sangat panas di sana. Selain itu, mereka juga tidak bisa membiarkan jendela terbuka karena terlalu banyak nyamuk.

Selain permasalahan AC dan cuaca ekstrem, terdapat pula keluhan soal makanan yang tersedia di Paris. Komplek atlet Olimpiade juga dinilai terlalu banyak menyediakan makanan vegetarian.

Sebelum Olimpiade, pihak penyelenggara membanggakan keputusan mereka untuk menggunakan pilihan makanan berbasis tanaman sebanyak 60 persen. Kepala eksekutif Paris 2024, Etienne Thobois, mengaku bahwa penyelenggara telah menanggapi masalah tersebut.

Mereka menyerah terhadap tekanan para atlet dan akhirnya memesan lebih dari 700 kg telur dan satu ton daging tambahan.

Mengetahui berbagai keluhan yang ada, Michael Clarke, seorang bintang kriket Australia, mengapresiasi para atlet dan tim yang telah mengatur akomodasi di tempat lain dan dari kantong mereka sendiri.

Para atlet juga mengeluhkan adanya tindak pencurian di dalam kompleks tersebut. Sejumlah atlet melaporkan kehilangan barang tanpa adanya tanda-tanda pembobolan.

Seorang atlet rugbi Jepang mengaku kehilangan barang-barang–termasuk cincin kawin dan sebuah kalung senilai 2.500 poundsterling, atau sekitar Rp50,6 juta. Legenda sepak bola Brazil, Zico, mengaku mengalami kerugian sebesar 420.000 poundsterling (Rp8,5 miliar) setelah tas kerjanya dicuri.

Pelatih sepakbola Argentina, Javier Mascherano, juga mengalami insiden yang sama. Dirinya mengaku bahwa pangkalan latihan Olimpiade tim Argentina dirampok sebelum pertandingan melawan Maroko.

Para atlet kini telah diperingatkan untuk menyembunyikan barang-barang berharga mereka mengingat para polisi tidak ada di dalam komplek atlet Olimpiade. (Rafi Abid Wibisono)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper