Bisnis.com, JAKARTA - Legenda bulu tangkis Indonesia Liliyana Natsir bicara soal kans tim bulu tangkis Tanah Air meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
Menurut Liliyana Natsir, tidak mustahil bagi Merah Putih dapat kembali mendapatkan emas di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
Peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, bersama Tontowi Ahmad itu menilai bahwa di turnamen sebesar Olimpiade banyak kejutan yang bisa terjadi.
"Kalau saya bilang Olimpiade itu milik-milikan ya. Seperti di umur jaman saya, enggak ditargetin medali emas mungkin ya, harapannya kan di ganda putra. Akhirnya saya dan Owi bisa kasih medali emas. Nah itu juga yang saya harapkan di Paris 2024," kata Liliyana Natsir, Senin (22/1/2024).
"Jadi Olimpiade itu enggak ada yang mustahil. Kadang hasilnya banyak kejutan di Olimpiade," ucapnya.
Perempuan beralias Butet itu pun berharap sektor membesarkan namanya, ganda campuran, dapat kembali menyumbang emas di Olimpiade.
Baca Juga
Sebab terakhir kali ganda campuran meraih medali emas adalah 8 tahun yang lalu melalui Owi/Butet.
Meski untuk mendapatkan medali tertinggi itu tidaklah mudah, mantan pebulu tangkis yang kini berusia 38 tahun itu optimistis di Olimpiade 2024 Paris nanti Indonesia dapat mewujudkannya.
Namun, sebelum lebih jauh, Butet ingin ganda campuran Indonesia dapat lebih dahulu lolos kualifikasi menuju pergelaran olahraga terbesar di dunia tersebut.
Kini, dari beberapa nama ganda campuran Indonesia, tiga pasangan Tanah Air menjadi penghuni 20 besar ranking dunia.
Ketiga nama itu adalah Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (peringkat 18), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (peringkat 19), dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (peringkat 20).
"Jadi yang penting sekarang targetnya adalah ke depannya yang ganda campuran berusaha untuk qualified dulu untuk masuk ke Olimpiade. Karena kan kita lihat rankingnya masih riskan ya. Jadi itu dulu kalau mau bicara banyak, hanya itu dulu target ke depannya," tutur Butet.
"Jadi saya gak mau bilang berat sih, saya bilang semua itu bisa, tapi ketatlah. Jadi harus butuh ekstra kerja keras untuk mengamankan, minimal mengamankan dulu untuk qualified ke Olimpiade," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Butet juga menjelaskan tugasnya setelah ditunjuk bersama Tontowi atau Owi sebagai mentor untuk ganda campuran dalam tim Ad Hoc PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia).
Ia mengatakan, dalam tim yang dibentuk untuk memperbaiki peringkat para atlet menuju Olimpiade Paris itu, dirinya ditugaskan salah satunya untuk berbagi pengalaman kepada para atlet tentang bagaimana merebut emas Olimpiade.
"Mentor itu artinya kan ya sebagai kakak, kayak yang Owi kemarin sudah ngomong ya sebagai kakak. Ya mentor lah untuk mungkin sharing-sharing pengalaman. Dan karena kan momen Olimpiade ini kan kejuaraan yang beda dengan kejuaraan yang biasa-biasanya yang mereka sering ikuti," jelas Butet.
"Kalau program nanti kan pelatih ya. Maksudnya saya sih enggak ikut terlalu sejauh itu. Mentor itu hanya komunikasi. Saya dan Owi juga harus komunikasi ke Herry, kapan bisa masuk. Kapan waktu yang tepat (untuk ngasih masukan)," imbuhnya.
Dia berharap dengan terbentuknya Ad Hoc ini dapat saling bekerja sama untuk hasil yang terbaik bagi tim Indonesia.
Dalam periode kualifikasi Olimpiade yang bergulir hingga 28 April tahun ini, bulu tangkis menyisakan sejumlah turnamen penting yang masuk Race to Paris.
Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Indonesia Masters (23-28 Januari), French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret).
Olimpiade Paris akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus. Cabang olahraga bulu tangkis akan dilaksanakan pada 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.