Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat sepak bola Kesit Handoyo mengatakan bahwa Erick Thohir dinilai memiliki kapasitas untuk menjadi memimpin PSSI dan bisa membenahi sepak bola nasional.
Kesit menilai bahwa kesuksesan Erick Thohir mentranformasi BUMN menjadi nilai lebih dalam melakukan reformasi secara menyeluruh di PSSI.
"Pengalaman Pak Erick memimpin BUMN bisa diterapkan untuk membenahi sepak bola Indonesia. Selain itu, Pak Erick juga bukan orang baru di olahraga. Beliau identik dengan basket serta juga pernah menjadi Presiden Inter Milan. Hal tersebut membuat Pak Erick punya kapasitas untuk memimpin PSSI," kata Kesit dalam keterangannya yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sebagai salah satu sosok yang layak menjadi Ketua Umum PSSI. Sejak menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir berhasil merampingkan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. Selain itu, laba BUMN juga terus meningkat dari Rp 125 triliun pada 2021 menjadi sekitar Rp 200 triliun pada 2022.
Kesit menambahkan, apabila menjadi Ketua Umum PSSI maka Erick Thohir memiliki tugas untuk memperbaiki sistem yang masih carut-marut. Contohnya soal pendaftaran klub profesional yang harus memenuhi sejumlah syarat, tetapi masih ada klub yang lolos meskipun tidak bisa memenuhi semua.
"Contohnya soal stadion yang harus memenuhi standar FIFA dan AFC. Itu kan sudah jelas tetapi saat ini PSSI tidak berani menggelar liga 2 dengan alasan masih banyak stadion yang belum memenuhi standar. Nah ini kan harusnya menjadi permasalahan PSSI kenapa ada klub yang tidak punya stadion memenuhi standar tapi diloloskan," ujar Kesit.
Ada lima bakal calon Ketua Umum PSSI yang sudah lolos verifikasi yaitu La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, Arief Putra Wicaksono, Doni Setiabudi dan Fary Djemie Francis. Mereka akan bersaing memperebutkan kursi Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa pada 16 Februari 2023.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa bila terpilih memimpin PSSI, dia akan memulainya dengan membongkar tatanan yang sudah ada dan dibangun ulang dengan membuat pondasi baru berupa aturan main baru yang harus ditegakkan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya.
"Harus dibongkar, dibangun ulang. Ayo, kita tata bersama dengan rule of the game baru," kata Erick Thohir.
Erick mencontohkan, hal yang akan diatur dalam aturan baru itu bagaimana nanti Indonesia mempunyai liga yang baik. Jangan sampai usaha dan kemauan memperbaiki ini dihancurkan oleh kepentingan individu.
Erick menyadari nantinya keputusannya tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Namun, hal itu harus dihadapi bila ingin sepak bola Indonesia berprestasi.
"Sudah terlalu lama masyarakat berharap sepak bola yang mereka persepsikan baik. Yang pertama itu bagaimana sepak bola yang bersih dan kita kembali bikin indah," ujarnya.
Karena itu, Erick ingin semua pihak yang terlibat nantinya menggunakan hati untuk membenahi sepakbola