Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Pelatih Prancis Didier Deschamps, dari Pesakitan Skandal Calciopoli menuju Juara Dunia Lagi

Berikut ini adalah profil dan perjalanan karier pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps.
Didier Deschamps, pelatih timnas Prancis/FIFA
Didier Deschamps, pelatih timnas Prancis/FIFA

Bisnis.com, SOLO - Prancis membuktikan jika ambisi mereka masih belum padam. Setelah berhasil menjuarai Piala Dunia tahun 2018, Les Blues kembali menjadi penantang di final Piala Dunia 2022.

Kylian Mbappe dan kolega akan berhadapan dengan tim raksasa lainnya, Argentina di partai puncak turnamen lima tahunan ini.

Prancis berhasil mematahankan kutukan di Piala Dunia. Selama ini, banyak yang percaya jika pemenang Piala Dunia edisi sebelumnya tidak akan lolos ke babak 16 besar.

Namun lihat Prancis, mereka bahkan melaju sampai ke final.

Kesuksesan tim ayam jantan ini tentu tak lepas dari kecerdasan pelatih mereka, Didier Deschamps yang berhasil mencari pemain yang cocok untuk mengisi beberapa lini kosong di skuadnya.

Sebut saja lini yang ditinggal Paul Pogba, N'golo Kante dan Karim Benzema. 

Memang jika dilihat dari pengalaman, Deschamps ini termasuk pelatih bertangan dingin karena berhasil membawa beberapa tim pesakitan jadi juara di beberapa liga terbarik di Eropa.

Berikut ini adalah profil dan perjalanan karier Didier Deschamps:

Didier Deschamps lahir di Bayonne Prancis pada 15 Oktober 1968, dia saat ini berusia 54 tahun.

Meski lahir di wilayah Prancis, namun Deschamps ini masih keturunan Basque, sebuah etnis yang tersohor di Spanyol.

Deschamps memulai perjalananya sebagai pemain sepak bola di tim muda Nantes. Kemudian saat namanya kian dikenal, Deschamps pindah ke Marseille, Juventus, dan memutuskan pensiun di Valencia pada tahun 2001.

Deschamps adalah salah satu gelandang bertahan terbaik dunia. Bagaimana tidak, dia adalah orang yang mempimpin Marseille saat Juara UCL 1992-1993 setelah berhasil menumbangkan AC Milan, tim yang bertabur bintang.

Sukses di Prancis, Deschamps berpetualang ke Negeri Pizza dengan memperkuat Juventus dan berhasil menyumbangkan 3 Scudetto, 2 Super Coppa, 1 Coppa Italia dan 1 UCL 1995-1996.

Catatannya di timnas juga tak kalah ciamik. Deschamps menjadi kapten di timnas menakutkan yang dihuni; Zizou, Henry, Petit, Desailly, Bartez dan lainnya.

Skuad paling perkasa di zamannya tersebut berhasil membabat gelar World Cup 1998 dan Euro 2000.

Cukup sukses di Chelsea lalu pensiun di Valencia. Deschamps mulai karier pelatihnya di AS Monaco.

Hanya butuh dua musim ia hadirkan gelar Coppa de la Ligue 2003. Dan yang paling heroik adalah membawa Dado Prso dkk. melaju ke Final UCL musim 2003-2004 meski kalah dari Porto-nya Mourinho.

Pesakitan skandal Calciopoli menuju panggung dunia

Didier Deschamps bukan tipe pelatih yang cuma mau ongkang-ongkang. Dia mengambil segala jenis tantangan, terutama itu berkaitan dengan klub kesayangan.

Tahun 2006, dunia sepak bola dihebohkan dengan skandal Calciopoli yang menyebabkan Juventus harus degradasi ke serie B.

Skandal ini membuat klub ditinggal beberapa pemain yang pelatih. Namun Deschamps datang bak pahlawan, dia memutuskan mengambil alih kepemimpinan La Vecchia Signora.

Alhasil, Juventus menjadi juara Serie B musim 2006-2007 dan kembali ke kasta utama.

Sukses jadi idola baru di Turin, Didier Deschamps tak mau larut dalam euforia penuh pujian. Ia memutuskan kembali melatih klub lamanya, Marseille.

Semusim melatih langsung bisa kasih gelar Ligue 1 untuk Les Phoceens. Keren memang.

Didier Deschamps di Piala Dunia

Setelah berkelana sebagai pemain klub besar Eropa, Didier Deschamps mendapat kesempatan untuk menjad juru taktik timnas Prancis sejak tahun 2012.

Perjalanan sang pelatih bersama timnas tidak mudah. Piald Dunia 2014-nya bisa dibilang gagal tital. Begitu juga dengan Euro 2016, di mana Prancis kalah di final di kandang sendiri, dia hampir dipecat.

Namun beruntung buat Deschamps karena masyarakat Prancis percaya proses. Hasilnya, kini sang pelatih mengukir sejarah.

Didier Deschamps kemudian mempersembahkan trofi Piala Dunia pada tahun 2018 dan memenangkan UEFA Nations League musim 2021-2022.

Saat ini, sang pelatih kembali membawa Les Blues ke partai puncak turnamen tersebut. Trofi kedua di depan mata dan Didier Deschamps tak akan menyia-nyiakan kesempatan membuat sejarah untuk kali kedua.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper