Bisnis.com, JAKARTA - Drama adu tendangan penalti memastikan langkah Kroasia melaju ke babak semifinal piala dunia 2022, usai menyingkirkan Brasil dengan skor 5-3.
Pertandingan Luca Modric dkk melawan Neymar Jr Cs berjalan cukup dramatis.
Usai babak pertama berakhir dengan skor 0-0, babak keduapun kedua tim sama-sama belum mencetak gol.
Neymar akhirnya sukses mencetak 1 gol di babak tambahan setelah 2 babak berjalan imbang tanpa gol.
Namun, berselang 10 menit kemudian, Kroasia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat tendangan Bruno Petkovic.
Akhirnya adu penalti pun dilakukan penentu tim mana yang masuk ke babak semifinal.
Baca Juga
Dalam adu penalti tersebut, pemain Brasil Rodrygo dan Marquinhos gagal menjebol gawang Kroasia.
Sedangkan empat eksekutor Kroasia yakni Nikola Vlasic, Lovro Majer, Luka Modric dan Mislav Orsic sukses menjebol gawang kiper Brasil. Hasilnya skor berakhir 4-2.
Dengan kemenangan lewat adu penalti ini, maka Kroasia bisa disebut sebagai 'Raja Penalti'
Kroasia juga tercatat menang menghadapi Jepang dalam drama babak adu penalti dengan skor akhir 3-1 kemenangan Kroasia.
Livakovic menggagalkan tiga dari empat upaya Jepang untuk mengirim Kroasia ke pertandingan perempat final melawan Brasil.
Saat itu, Krosia dan Jepang sama-sama hanya mencetak skor 1-1 di extra time.
Dan malam ini, momen yang sama terulang. Ketika Kroasia berhasil memaksa tim Samba pulang dan tersingkir dari Piala Dunia.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic juga termasuk pelatih yang sangat percaya diri timnya akan unggul dalam setiap adu penalti.
Sehari sebelum pertandingan Babak 16 besar, Kroasia melakukan sesi latihan mereka dengan berlatih penalti, dan apa yang dilihat Dalic mengejutkannya.
Dalic menyaksikan Dominik Livakovic, penjaga gawang tim, melakukan penyelamatan brilian dari tendangan deretan pemain Vatreni yang dikenal sebagai penendang penalti yang sangat baik.
“Penalti adalah undian tapi kami memiliki Dominik Livakovic yang fantastis. Saya percaya diri karena dia, karena dia menunjukkan kepada saya begitu banyak kepercayaan diri dan kualitas,” ujarnya saat berhasil mengalahkan Jepang.
Dia juga membagikan rahasia bagaimana memilih pemain yang layak menjadi algojo penalti di timnya. "Itu tergantung pada perasaan, serta analisis dari semua pemain yang mengambil penalti. Tapi tidak ada yang mudah bagi pelatihnya ketika Dalic menilai pilihannya tentang siapa yang harus mengambil tendangan penalti Kroasia," tambahnya.
Raja Penalti
Empat tahun setelah finis sebagai runner-up Piala Dunia, Kroasia kini kembali melaju ke semifinal. Dan yang menjadi highlight dari penampilan Kroasia di Piala Dunia adalah dominasi mereka dalam adu penalti. Pada tahun 2018, negara ini memenangkan dua pertandingan sistem gugur pertamanya melalui adu penalti.
Alasan Kroasia menjadi spesialis penalti internasional sebenarnya berhubungan dengan sejarah budaya negara tersebut.
Orang Kroasia dilahirkan dalam tradisi yang pernah dianggap sebagai bid'ah. Itu Liga Pertama Yugoslavia, yang ditutup pada tahun 1992 dan termasuk klub-klub Kroasia, melakukan adu penalti bahkan selama pertandingan musim reguler.
Tabel liga ditentukan oleh tim yang mendapatkan dua poin untuk menang dan satu poin untuk menang melalui adu penalti.
Berikut beberapa adu penalti yang sukses dimenangkan oleh Kroasia.
Pertama, pada Babak 16 Besar Piala Dunia 2018, Kroasia mengalahkan Denmark 3-2 melalui adu penalti setelah skor imbang 1-1 setelah perpanjangan waktu. Ivan Rakitic mencetak gol kemenangan setelah Milan Badelj dan Josep Pivaric gagal untuk Kroasia.
Di pertandingan berikutnya, Kroasia menghadapi Rusia, dan tim tetap imbang 2-2 setelah 120 menit bermain sepak bola. Kroasia kemudian memenangkan adu penalti 4-3. Mateo Kovacic menjadi satu-satunya pemain Kroasia yang gagal mengeksekusi penalti.
Ketiga kalinya nasib Kroasia ditentukan lewat adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia kali ini. Itu menghadapi Jepang dan bermain imbang 1-1 setelah 120 menit, dan akhirnya mengalahkan tim Jepang 3-1 dalam adu penalti.
Kroasia adalah salah satu dari dua tim yang memiliki rekor 100% kemenangan dari adu penalti tiga dari tiga. Jerman adalah tim lain, setelah memenangkan keempat adu penalti.