Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 1.300 pendukung sepak bola yang memiliki catatan kekerasan dan pelecehan di Inggris dan Wales dilarang menonton langsung Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar mulai 20 November mendatang. Pelarangan ini diberlakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kekacauan seperti edisi sebelumnya.
Diberlakukan mulai Jumat, regulasi itu akan membatasi 1.308 orang dengan riwayat kekerasan atau pelecehan terkait sepak bola, meninggalkan negara itu atau bepergian ke negara-negara terdekat di mana mereka dapat menonton pertandingan.
Kementerian Dalam Negeri merilis sebuah pernyataan yang menyebut bahwa mereka telah mengambil sejumlah langkah dalam merespons kerusuhan baru-baru ini. Dan, bagi siapa pun yang masuk dalam daftar dengan riwayat tersebut mencoba melakukan perjalanan ke Qatar akan dikenai hukuman penjara enam bulan dan denda tak terbatas.
Dimulai dari 10 hari menjelang Piala Dunia, para pendukung tidak diperbolehkan menonton sepak bola di Inggris dan Wales. Selain itu, siapa pun yang sebelumnya menyebabkan masalah dan dianggap akan melakukannya lagi tidak akan diizinkan memasuki wilayah tersebut.
“Kami tidak akan membiarkan perilaku minoritas pelanggar hukum menodai turnamen yang akan menarik ini,” kata Sekretaris Dalam Negeri, Suella Braverman.
Tindakan ini terjadi karena terjadi lonjakan drastis dalam kekacauan dan invasi lapangan, hal itu terlihat dari kenaikan sekitar 60 persen dalam penangkapan terkait sepak bola musim lalu dibandingkan tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19.
Jumlah orang yang dilarang bepergian ke Qatar tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan 1.200 warga negara Inggris yang dilarang bepergian ke Rusia untuk Piala Dunia 2018, jumlah ini tidak jauh berbeda.
Berbeda dari sebelumnya. Sekitar 2.200 pendukung Inggris dilarang bepergian ke Brasil untuk Piala Dunia 2014. Dan pada tahun 2010, sekitar 3.200 warga Inggris dilarang memasuki Afrika Selatan untuk Piala Dunia 2010.
Sekitar 3.200 orang pada tahun 2010 dilarang dari Afrika Selatan untuk Piala Dunia. Selain itu, sekitar 2.200 orang dilarang bepergian ke Brasil untuk Piala Dunia 2014.
Untuk Piala Dunia Qatar ini, para pendukung Inggris dan Wales harus menjalani pemeriksaan ketat sebelum bepergian ke luar negeri. Karena itu, bepergian selama Piala Dunia akan sulit karena larangan.
“Seperti halnya semua acara semacam ini, kami bekerja sama dengan otoritas tuan rumah untuk keselamatan warga negara Inggris yang menghadiri dan menyelenggarakan acara yang sukses dan menyenangkan,” kata Braverman.
“Kekerasan, pelecehan, dan kekacauan tidak ditoleransi di sini, dan perilaku kriminal ini tidak akan ditoleransi di Piala Dunia, itulah sebabnya kami mengambil pendekatan tegas ini,” ujarnya menambahkan.
Pengumuman Kementerian Dalam Negeri bahwa pendukung “kasar” akan termasuk di antara mereka yang dilarang mengunjungi Qatar. Selain itu, para menteri juga memperluas larangannya termasuk untuk pelanggaran narkoba kelas A selama pertandingan Piala Dunia 2022 berlangsung.