Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 50 persen warga Jepang memprediksi Olimpiade Tokyo akan tetap berlangsung musim panas ini, demikian hasil survei surat kabar harian Yomiuri yang dilakukan kurang dari dua bulan sebelum jadwal pembukaan Olimpiade.
Olimpiade Tokyo yang sudah ditunda setahun karena pandemi virus corona memunculkan kekhawatiran publik mengenai bagaimana Tokyo menggelar ajang bergengsi tersebut dan juga menjaga relawan, atlet, ofisial serta warga Jepang aman dari Covid-19.
Sejumlah anggota parlemen oposisi pada Senin meminta Perdana Menteri Yoshihide Suga dan menteri kabinet tetap melanjutkan Olimpiade meskipun ada kekhawatiran mengenai penyebaran infeksi virus corona.
Jepang sudah “didesak” mengadakan Olimpiade meskipun mendapat tentangan dari publik selama pandemi, termasuk tokoh olahraga Jepang dan anggota komite Olimpiade lokal.
Sementara itu, pejabat tinggi pemerintah berulang kali mengatakan pemerintah akan terus menerapkan langkah-langkah pencegahan virus corona demi menciptakan pertandingan yang "aman dan terjamin”. Kepastian mengenai kehadiran penonton domestik pun rencananya akan diputuskan bulan ini.
“Dengan menerapkan langkah-langkah yang tepat, maka kemungkinan terjadinya infeksi di kalangan atlet dan ofisial Olimpiade dapat dikendalikan. Atlet-atlet dari berbagai negara bisa berpartisipasi dengan aman, dan kita juga bisa tetap melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat kita sendiri,” kata Suga kepada anggota parlemen seperti dikutip Reuters, Senin.
Baca Juga
Dalam survei Yomiuri yang diadakan 4-6 Juni ini 50 persen responden meyakini Olimpiade akan tetap diadakan musim panas ini. Sementara 26 persen responden memprediksi Olimpiade akan digelar tanpa penonton.
Hasil survei terbaru itu lebih tinggi dari survei sebelumnya yang menunjukkan 48 persen responden menginginkan Olimpiade tahun ini dibatalkan.
Akan tetapi, sebagian besar responden dalam jajak pendapat sama mengatakan langkah-langkah pencegahan virus yang diterapkan untuk atlet dan peserta Olimpiade tidak cukup. Di satu sisi, dukungan publik untuk pemerintahan Suga mencapai level terendah sebesar 37 persen.
Sekitar 3.500 dari total lebih dari 40.000 "sukarelawan lokal” yang direkrut oleh pemerintah daerah untuk Olimpiade telah ditarik, seperti dilaporkan NHK.