Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdana Menteri Jepang Yakin Olimpiade Bisa Digelar dengan Aman

Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide optimistis Olimpiade Paralimpiade Tokyo dapat digelar musim panas tahun ini dengan aman meskipun pandemi Covid-19 tak kunjung surut menerpa negara tersebut.
Logo Olimpiade di depan Stadion nasional di Tokyo, Jepang./Antara/Reuters
Logo Olimpiade di depan Stadion nasional di Tokyo, Jepang./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide menyatakan keyakinannya bahwa Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo dapat diadakan secara aman dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19 menyeluruh.

Sebagaimana dilansir Nippon Hoso Kyokai (NHK), Suga membuat pernyataan tersebut dalam rapat pleno Majelis Tinggi pada Rabu (19/05/2021).

Suga mengatakan prioritas utama saat ini adalah membendung penyebaran infeksi dan melindungi nyawa serta kesehatan rakyat.

Dia juga menambahkan bahwa dengan melibatkan para atlet dan orang-orang yang ikut serta dalam ajang itu melakukan langkah-langkah pencegahan penularan secara penuh, maka mereka akan dapat ambil bagian dalam ajang tersebut dengan tenang.

Suga menyebutkan bahwa Pemerintah Jepang berhasil mendapatkan vaksin gratis dari perusahaan obat Amerika Serikat Pfizer bagi para atlet yang ambil bagian dalam ajang itu.

Dia mengatakan para pejabat akan mempertimbangkan langkah-langkah ketat, seperti memastikan warga setempat tidak bertemu dengan peserta Olimpiade dan Paralimpiade.

Suga menekankan bahwa pemerintahannya akan mendorong sejumlah persiapan untuk mengadakan ajang tersebut dengan aman.

Olimpiade dijadwalkan dibuka pada akhir Juli dan Paralimpiade pada akhir Agustus. Keduanya ditunda selama satu tahun akibat pandemi virus corona.

Sebelumnya, asosiasi praktisi medis Tokyo mendukung seruan untuk membatalkan Olimpiade Tokyo dengan mengatakan rumah sakit sudah kewalahan karena negara itu berjuang melawan lonjakan kasus Covid-19 kurang dari 3 bulan dimulainya Olimpiade.

Melonjaknya kasus positif virus corona itu, yang terjadi saat kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di beberapa daerah di ibu kota Jepang, mendorong pemerintah memperpanjang keadaan darurat ketiga di Tokyo dan beberapa prefektur lainnya hingga 31 Mei.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper