Bisnis.com, JAKARTA – Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyampaikan dukungannya terhadap berbagai langkah Jepang untuk melawan virus corona jenis Covid-19 dan yakin Olimpiade Tokyo akan sejarah meski ditentang publik.
Dengan waktu kurang dari 3 bulan sebelum Olimpiade dimulai pada 23 Juli, Jepang sedang berjuang melawan lonjakan kasus Covid-19.
Mayoritas penduduk Jepang menginginkan Olimpiade dibatalkan atau ditunda untuk kedua kalinya, menurut beberapa survei, dengan sekitar 70 persen dari 10.500 atlet atau sekitar 7.800 sudah memenuhi syarat untuk Olimpiade.
"Kami sekarang berada dalam fase implementasi dengan 78 hari tersisa dan berkonsentrasi penuh pada penyelenggaraan Olimpiade," kata juru bicara IOC Mark Adams pada Rabu (12/5/2021).
"Ketika Olimpiade terjadi dan orang Jepang bangga menjadi tuan rumah acara yang akan menjadi momen bersejarah, saya pikir saya sangat yakin kami akan melihat opini publik sangat mendukung Olimpiade," ungkapnya dalam jumpa pers online.
Namun, jumpa pers itu berakhir dengan seorang pengunjuk rasa, yang telah mendaftar sebagai jurnalis untuk mengajukan pertanyaan, membentangkan spanduk bertuliskan "Tidak untuk Olimpiade" dan meneriakkan kata-kata kotor dan "Tidak Ada Olimpiade di mana pun."
Baca Juga
Jepang telah memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan tiga wilayah lainnya hingga akhir Mei karena jumlah kasus meningkat setiap hari, memaksa Presiden IOC Thomas Bach untuk menunda kunjungan ke Jepang pada Mei.
Sebuah survei yang dilakukan pada 7-9 Mei oleh harian Yomiuri Shimbun menunjukkan 59 persen responden menginginkan Olimpiade dibatalkan, sementara 39 persen mendukung Olimpiade diadakan. "Penundaan" tidak ditawarkan sebagai opsi.
Survei lain pada akhir pekan lalu oleh TBS News menunjukkan bahwa 65 persen menginginkan Olimpiade dibatalkan atau ditunda lagi. Lebih dari 300.000 orang telah menandatangani petisi untuk membatalkan Olimpiade sejak diluncurkan sekitar lima hari lalu.
"Untuk Jepang dan Tokyo, kami memahami kehati-hatian," kata Adams. "Kami sepenuhnya mendukung mereka. Orang-orang sangat berhati-hati. Kami harus sepenuhnya mempercayai pihak berwenang Jepang."
"Akan ada pasang surut [dalam opini publik]. Kami harus memperhitungkan opini publik dalam jangka yang lebih panjang. Saat ini kami sedang bergerak maju. Kami terus merencanakan pertandingan. Begitulah yang harus dilakukan."