Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Jepang kemungkinan mengizinkan para atlet dan pelatih untuk mulai berlatih menjelang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo sejak pertama kali mendarat di Jepang apabila memenuhi syarat.
Seperti dilansir dari perusahaan penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Senin (26/4/2021), pejabat pemerintah dan komite penyelenggara Olimpiade Tokyo telah mengkaji langkah tambahan guna mencegah penyebaran varian virus Corona yang lebih menular.
Pemerintah mempertimbangkan untuk mewajibkan para atlet dan pelatih untuk menjalani tes usap berbasis polymerase chain reaction (PCR) atau antigen dua kali dalam waktu 96 jam sebelum berangkat ke Jepang dan menjalani tes lainnya di bandara saat tiba.
Secara prinsip, para atlet dan pelatih akan menjalani tes virus setiap hari setelah mereka masuk di Jepang.
Pemerintah Jepang mengatakan aktivitas para atlet dan pelatih akan terbatas di sekitar penginapan, lokasi latihan, dan arena pertandingan.
Mereka juga diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitasnya dan menulis surat perjanjian yang menunjukkan lokasi yang mereka rencanakan kunjungi serta moda transportasinya. Mereka juga diminta untuk memperbarui laporan kondisi kesehatannya.
Di sisi lain, diketahui tujuh ajang uji coba bagi Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan diselenggarakan tanpa penonton. Ajang tersebut dilaksanakan bersamaan dengan status keadaan darurat yang dimulai Minggu (25/4/2021) hingga 11 Mei.
Deklarasi yang diumumkan oleh pemerintah pada hari Jumat (23/4/2021) akibat oleh lonjakan kasus virus korona tersebut juga berlaku di tiga provinsi di Jepang barat.
Pada hari yang sama, diumumkan bahwa ajang uji coba bola voli yang dijadwalkan untuk 1 dan 2 Mei di Ariake Arena akan dilaksanakan tanpa penonton.
Panitia pelaksana Tokyo juga mengatakan ajang uji atletik yang direncanakan dilaksanakan pada 9 Mei di Stadion Nasional juga akan dilakukan tanpa penonton.