Bisnis.com, JAKARTA -;Timnas U-16 Indonesia berpeluang lolos ke putaran final Piala Dunia U-17. Syaratnya mereka bisa mengalahkan Australia dalam laga perempat final Piala Asia atau Piala AFC U-16 di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (1/10/2018) sore ini. Pertandingan akan berlangsung mulai 15.30 WIB dan disiarkan MNC TV.
Tim U-16 Australia tentu saja bukan tim ayam sayur. Skuat "Negeri Kanguru" ini memiliki 23 pemain dengan kemampuan mumpuni dan pengalaman berkompetisi yang baik. Sebanyak 17 pemain dari 23 nama di timnas U-16 Australia merupakan pemain muda klub-klub Liga Australia (A-League) yang berkompetisi di Liga Muda Nasional Australia, lima pemain berlaga di kompetisi yang dijalankan pemerintah, lalu satu nama terakhir, Tristan Hammond tercatat sebagai pemain junior klub ternama Liga Portugal Sporting Lisbon.
Ketangguhan mental ditunjukkan tim yang ditangani Trevor Morgan ini Piala U-16 Asia 2018. Mereka bangkit dari kekalahan telak 0-3 saat menghadapi Korea Selatan pada laga pertama Grup D dengan memenangkan dua pertandingan tersisa kontra Irak dan Afghanistan yang membuat mereka menduduki peringkat terbaik kedua di grup tersebut.
Salah satu penyerang mereka, Noah Vinko Botic untuk sementara menjadi pemain tersubur Australia di Piala U-16 Asia 2018 dengan mengoleksi tiga gol.
Australia dan Indonesia sudah pernah bertemu pada 13 Juli 2017 di Grup A Piala U-15 AFF di Thailand dengan hasil 7-3 untuk kemenangan Australia. Meski takluk, kala itu Indonesia bisa unggul dua gol terlebih dahulu tepatnya di menit ketiga dan kedelapan melalui Amiruddin Bagus, yang di partai tersebut total menorehkan trigol dengan gol tambahan di menit ke-63.
Akan tetapi, Indonesia tak bisa mempertahankan keunggulan hingga akhirnya Trent Ostler memperkecil kedudukan lewat golnya di menit kesembilan. Gol itu pun membuka keran gol Australia yang akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor telak 7-3.
Pelatih timnas U-16 Australia Trevor Morgan menegaskan timnya sudah melupakan keunggulan besar itu. Ia menyebut, tak ada gunanya mengingat pertandingan yang telah silam. "Tak ada manfaatnya mengingat masa lalu. Kami menghormati Indonesia, tetapi kami datang ke Piala U-16 Asia 2018 untuk memenangkan laga demi laga," tutur dia.
Namun, melihat fakta-fakta tersebut, timnas U-16 Indonesia justru sangat bersemangat menghadapi Australia alih-alih minder. Hal ini diakui sendiri oleh pelatih Fakhri Husaini. Ia mengaku senang melihat anak-anak asuhnya sangat antusias dan bermotivasi tinggi menyambut pertandingan kontra Australia itu.
Meski demikian, dia tidak ingin hal itu berubah menjadi kepercayaan diri yang berlebihan. "Saya mencoba mengendalikan itu supaya tidak menjadi bumerang kepada tim. Mereka harus hormati lawan, tetapi tak perlu khawatir apalagi sampai minder," kata pelatih asal Aceh tersebut.
Saking pentingnya pertandingan kontra Australia, Fakhri menganggap laga itu sebagai partai final. Faktor mental, kata dia, bisa sangat menentukan. Satu hal vital lain tentu saja soal taktik.
Fakhri sadar tanpa taktik yang mumpuni, timnya sulit menaklukkan Australia yang bermain rapi baik di sektor pertahanan dan penyerangan. Pemain sayap termasuk bek di sisi kiri-kanan Australia diperkirakan juga bisa menciptakan peluang-peluang berbahaya, sama seperti di Piala U-15 AFF tahun 2017.
Itulah mengapa dia menginstruksikan timnya untuk mewaspadai sektor sayap lawannya tersebut. Di samping itu, Fakhri pun meminta skuadnya untuk tidak membuang-buang peluang gol, terutama dari situasi bola mati (set piece) baik tendangan bebas maupun sepakan sudut.
Apalagi pemenang pertandingan perempat final Piala Asia U-16 akan segera ditentukan lewat adu penalti jika kedudukan tetap imbang hingga waktu normal 2x45 menit usai.
Kalau melihat kekalahan Australia dari Korea Selatan dengan skor 0-3 di Grup D, tim yang ditangani Trevor Morgan itu memiliki kelemahan yakni berpotensi kehilangan bola saat pemainnya diberikan tekanan. Dengan cara inilah Korea Selatan menorehkan tiga gol ke gawang Australia.
"Bagus kalau kami bisa memanfaatkan daerah kosong di pertahanan Australia. Para pemain kami harus kreatif di lapangan karena hampir semua tim sudah mengetahui bagaimana kami berlaga," ujar Fakhri.
Tentu, Indonesia tidak boleh lagi mengulang performa kala menghadapi India di laga pamungkas Grup D Piala U-16 Asia 2018 yang berakhir 0-0. Saat itu, Indonesia tampil kurang efektif karena tak ada satupun percobaan yang tepat mengarah ke gawang dari 11 tembakan yang dilepaskan. Penguasaan bola tim berjuluk Garuda Asia yang mencapai 64 persen juga atak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Selama tak membuang percuma banyak kesempatan gol, tim nasional U-16 Indonesia berpeluang menundukkan Australia. Untuk pertahanan, sepertinya kita tak perlu ragu karena kwartet lini belakang Indonesia yakni dua bek tengah Komang Teguh Trisnanda dan Fadilah Nur Rahman, bersama bek kiri-kanan yakni Mochamad Yudha serta Amiruddin Bagas terbukti dapat memberikan rasa aman.
Buktinya, Timnas U-16 Indonesia hanya kebobolan satu gol selama fase grup Piala U-16 Asia 2018 yakni saat imbang 1-1 ketika melawan Vietnam di pertandingan kedua Grup C. Sebagai catatan, Australia telah kemasukan empat gol dari tiga pertandingan di Grup D. Karena itu, tak ada alasan untuk ragu dengan peluang Garuda Asia untuk bisa melaju ke Piala Dunia!