Bisnis.com, JAKARTA - Kapten Timnas Belanda Arjen Robben mengaku menyerah dalam memperebutkan posisi runner up Grup A Pra-Piala Dunia 2018 zona Eropa meskipun dalam pekan kesembilan pada Minggu dini hari WIB (8/10/2017) menaklukkan Belarusia dengan skor 3-1.
Dengan kemenangan itu, Belanda mempertahankan peluang untuk finis sebagai runner up dengan syarat bisa menghabisi rival head to head-nya, Swedia, dengan selisih tujuh gol pada pekan terakhir atau ke-10 pada Rabu dini hari WIB (11/10/2017).
Keharusan Belanda menang dengan selisih tujuh gol atas Swedia dalam matchday terakhir itu disebabkan dalam pekan kesembilan Swedia melumat habis Luksemburg dengan skor sangat telak 8-0.
Dengan telah selesainya rangkaian pertandingan pekan kesembilan, klasemen sementara Grup A adalah Prancis teratas dengan nilai 20, diikuti Swedia 19, Belanda 16, Bulgaria 12, serta Belarusia dan Luksemburg masing-masing 5.
Selisih gol Belanda saat ini 19-12 (7), jauh tertinggal dibandingkan dengan Swedia yang 26-7 (19). Jika Belanda menang 7-0, selisih gol Belanda menjadi 26-12 (14), lebih baik ketimbang Swedia 26-14 (12). Jika Belanda hanya menang dengan perbedaan skor enam gol, maka selisih gol kedua tim sama, namun Belanda kalah dalam produktivitas mencetak gol.
Kondisi sulit ini mesti dihadapi Belanda, karena dalam kualifikasi Piala Dunia, perhitungan yang diterapkan ialah aturan Federation Internationale de Football Association (FIFA) yakni mengedepankan selisih gol daripada hasil head to head jika dua tim atau lebih mempunyai nilai yang sama.
Menang sampai 8-0 atas Belarusia tidak realistis. Begitu juga dengan keharusan menang 7-0 atas Swedia
Ini berbeda dengan yang diberlakukan pada event yang diselenggarakan Union of European Football Association (UEFA) di mana jika nilai dua tim atau lebih sama, maka hasil head to head yang dikedepankan untuk menentukan klasemen.
Jika menggunakan regulasi UEFA, Belanda cukup menang selisih satu gol untuk tampil sebagai runner up, karena dalam pertemuan pertama di Swedia kedua tim berbagi skor 1-1. Dengan melihat fakta itu, bisa dikatakan Belanda, tiga kali runner up Piala Dunia pada edisi 1974, 1978, 2010, harus bersiap tersingkir dan gagal lolos ke Rusia.
Sebanyak 54 negara bertarung di Pra-Piala Dunia 2018 zona Eropa—tentu saja di luar Rusia yang sudah pasti lolos karena berstatus tuan rumah—untuk berebut 13 tiket ke putaran final tahun depan.
Ke-54 kontestan itu dibagi ke dalam sembilan grup, sehingga setiap grup berisi enam tim. Setiap juara grup lolos langsung ke Rusia, sedangkan delapan runner up terbaik akan menjalani play off dua leg untuk memperebutkan empat tiket.
“Setelah hasil di Swedia itu [skor 8-0], kita [Belanda] tidak bisa berbuat lebih banyak. Menang sampai 8-0 atas Belarusia tidak realistis. Begitu juga dengan keharusan menang 7-0 atas Swedia, itu sulit terjadi,” kata Robben, pemain 33 tahun dengan 95 caps untuk Belanda, yang sehari-hari merumput bersama Bayern Munchen, kepada televisi Belanda.
Kegagalan lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 dapat dikatakan sebagai kemunduran drastis bagi Belanda yang pada dua edisi sebelumnya meraih hasil gemilang. Skuat Oranje tampil sebagai runner up Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan finis di peringkat ketiga pada Piala Dunia 2014 di Brasil.
Namun, sebenarnya sinyal kegagalan kali ini telah terlihat ketika Belanda bahkan tidak lolos ke turnamen antarnegara level kontinen yakni gagal lolos putaran final Piala Eropa (Euro) 2016 di Prancis, gagal bersaing dengan Republik Ceska, Islandia, dan Turki di kualifikasi.