Bisnis.com, JAKARTA - Fenerbahce, yang baru memecat Vitor Manuel de Oliveira Lopes Pereira dari kursi pelatih, segera menunjuk Dick Advocaat, mantan pelatih Timnas Belanda, untuk menukangi tim papan atas Turki tersebut.
Asosiasi Sepak Bola Belanda (KNVB) pun mengumumkan mantan pemain belakang ADO Den Haag, Roda JC Kerkrade, Utrecht, Sparta Rotterdam, dan VVV Venlo itu meninggalkan jabatan sebagai asisten pelatih Timnas Belanda setelah hanya 3 bulan mendampingi pelatih kepala Danny Blind.
Pelatih bernama lengkap Dirk Nicolaas Advocaat tersebut, yang pernah melatih sejumlah timnas yakni Belgia, Rusia, Serbia, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab selain Belanda, dilaporkan telah menyetujui kontrak sebagai pelatih klub yang bermarkas di Istanbul selama setahun ke depan.
“Saya benar-benar melihat ke depan bekerja untuk sebuah klub besar di Turki. Bahkan di usia saya (68 tahun), ini tantangan menakjubkan,” ungkap pelatih kelahiran The Hague, Belanda, 27 September 1947, kepada NOS (Nederlandse Omroep Stichting) pada Senin (15/8/2016).
Selain pernah menukangi sejumlah timnas, Advocaat juga berpengalaman melatih banyak klub di antaranya PSV Eindhoven, Sunderland, Rangers, Zenit St. Petersburg, Borussia Monchengladbach, AZ Alkmaar, serta menjadi penasihat Fejenoord Rotterdam.
Fenerbahce sebelumnya memecat Pereira, 48 tahun, setelah pelatih berkebangsaan Portugal itu gagal meloloskan klub itu dari kualifikasi Liga Champions Eropa dan kemudian mengeluarkan pernyataan negatif tentang tim berjuluk Kenari Kuning.
"Vitor Pereira dan stafnya kecuali pelatih kiper Paulo Orlandoni, meninggalkan Tukri pada 13 Agustus 2016. Pada hari yang sama, Pereira berbicara dengan media Portugal dan mengatakan hal negatif tentang klub kita,” demikian pernyataan manajemen Fenerbahce di website resminya.
Pernyataan itu juga menjelaskan bahwa mengawali musim 2016-2017, direksi klub sebenarnya telah melakukan pembicaraan dengan Pereira tentang rencana musim yang segera bergulir dan sistem taktik termasuk membahas mengenai rencana pemain yang akan didatangkan.
"Namun, Pereira mengubah sistem. Dia mengawali pertandingan melawan AS Monaco (dalam babak kualifikasi Liga Champions Eropa di mana akhirnya Fenerbahce kalah) dengan pola 3-5-2. Dia juga menghindari tes lain tentang kapasitas aerobik para pemain. Kami ingin penjelasan resmi darinya, namun dia malah meninggalkan Turki,” lanjut pernyataan tersebut.
“Kami pun memilih untuk menyelesaikan kerja sama sebab kami berpikir tim kami tak cukup punya waktu untuk menuntaskan situasi ini. Setelah itu, FIFA (Federation Internationale de Football Association) dan CAS (Court of Arbitration for Sport) akan menyelesaikan konflik kami dengan Pereira.”