Kisruh
Kekrisuhan persepakbolaan nasional pun terjadi, karena PSSI bersikukuh dengan dalih Pemerintah RI notabene Menpora tidak sah membekukannya berdasarkan statuta Federasi Asosiasi Sepabola Internasional (FIFA). Bahkan, serangkaian gugatan ke pengadilan juga terjadi di antara PSSI dengan Menpora.
Dampaknya, rakyat Indonesia cukup lama tidak menyaksikan kompetisi sepakbola. Manajemen klub sepakbola di berbagai daerah ikut menderita, terutama para pemain yang selama ini mengutamakan nafkahnya hanya dari bermain bola secara profesional.
Barulah pada Agustus hingga September 2015 berlangsung turnamen Piala Kemerdekaan 2015 yang dibuka dengan tendangan perdana Presiden Jokowi di Tangerang, Banten, 15 Agustus 2015. PSMS Medan, Sumatra Utara, menjadi juara mengalahkan Persinga Ngawi, Jawa Timur, dalam partai final dengan skor 2-1. Partai final 13 September 2015 berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Kemudian, Piala Presiden 2015 sebagai sebuah turnamen sepak bola di Indonesia dinilai banyak kalangan mengembalikan atmosfer sepak bola Indonesia. Kegiatan berlangsungpada 30 Agustus hingga 18 Oktober 2015 dibuka Presiden Jokowi di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Dalam partai final Piala Presiden berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Persib Bandung (Jawa Barat) menjadi juara mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-1. Persib berhak membawa pulang Piala Presiden berbahan kayu karya seniman Bali, IB Ketut Lasem.