Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga menilai segala kritik dan celaan yang ditujukan atas pembentukan Tim Transisi sebagai hal yang wajar.
“Itu hanya bagian dari pro dan kontra saja,” kata Deputi V Kemenpora Gatot S. Dewa Broto saat dihubungi Bisnis.com, Sabtu (9/5/2015).
Sebelumnya, kritikan kepada Kemenpora datang dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo. Politisi Partai Demokrat itu kecewa atas pembentukan Tim Transisi yang akan mengambil alih fungsi dan wewenang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Terus terang yang bisa saya lakukan saat ini adalah berdoa kepada Gusti Allah. Semoga pihak-pihak yang selama ini blunder segera diberi pencerahan-Nya,” katanya.
Roy khawatir langkah itu akan membuat FIFA menjatuhkan sanksi bagi sepak bola Indonesia. Padahal, Roy mengaku dirinya berhasil mencegah ancaman sanksi FIFA saat konflik dan dualisme PSSI pada kurun 2011-2013.
“Sayangnya kondisi ini tidak disadari sekarang. Selaku pihak yang berhasil menyatukan konflik kronis PSSI di 2013 lalu, saya sangat bingung kondisi kacau ini,” ujarnya.
SIAP DISANKSI
Pembentukan Tim Transisi merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI pada 17 April lalu. Namun, FIFA menyatakan langkah itu sebagi bentuk intervensi pemerintah dan mendesak Menpora Imam Nahrawi untuk membatalkan keputusannya.
Gatot mengatakan Kemenpora akan terus menjalin komunikasi dengan FIFA untuk menjelaskan alasan pembekuan PSSI dan pembentukan Tim Transisi. Namun, kata Gatot, pemerintah juga sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada persepakbolaan Indonesia.
“Kalau pun nanti ada sanksi itu bukan petaka yang perlu disesali. Bukan kiamat. Toh banyak negara yang akhirnya bangkit setelah disanksi FIFA,” ujar mantan Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika ini.