Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIGA CHAMPIONS 2014: Real Madrid vs Basel, Ingin Akhiri Kutukan

Pada suatu kesempatan, Alex Ferguson pernah mengatakan bahwa menyaksikan Piala Dunia merupakan sesuatu yang sama mengerikannya seperti mengunjungi dokter gigi, dan kemudian ia menyampaikan bahwa sebaliknya Liga Champions merupakan kompetisi terbaik di sepak bola yang lebih menyenangkan.
Kapten Kesebelasan Real Madrid Iker Casillas dan timnya merayakan kemenangan dengan mengangkat trophy Liga Champions, setelah mengalahkan Atletico Madrid di Luz Stadium di Lisbon, Sabtu 24 Mei 2014. /REUTERS
Kapten Kesebelasan Real Madrid Iker Casillas dan timnya merayakan kemenangan dengan mengangkat trophy Liga Champions, setelah mengalahkan Atletico Madrid di Luz Stadium di Lisbon, Sabtu 24 Mei 2014. /REUTERS

Bisnis.com, LONDON -  Pada suatu kesempatan, Alex Ferguson pernah mengatakan bahwa menyaksikan Piala Dunia merupakan sesuatu yang sama mengerikannya seperti mengunjungi dokter gigi, dan kemudian ia menyampaikan bahwa sebaliknya Liga Champions merupakan kompetisi terbaik di sepak bola yang lebih menyenangkan.

Agar adil, mantan pelatih Manchester United itu melakukan observasinya jauh sebelum Piala Dunia 2014 yang merestorasi keyakinan dongeng sepak bola di ajang kelas utama olahraga ini.

Maka sekarang saatnya bagi UEFA untuk semakin memperbesar hak mereka untuk berbesar hati pada edisi ke-60 Kompetisi Eropa - dan yang ke-23 kali sebagai Liga Champions - yang dimulai pekan ini, di mana pertandingan-pertandingan fase grup pertama akan menjadi awal dari jalan panjang menuju klimaks di Olympiastadion Berlin pada Juni mendatang.

Para pembayar gaji di Liga Champions kembali dapat bertanya siapa yang peduli mengenai Piala Dunia, ketika ratusan juta orang dapat melihat Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan para sejawatnya berkiprah di panggung terelit klub Eropa, nyaris setiap pekannya selama 10 bulan mendatang.

Kompetisi itu, yang menyediakan uang sebesar 57,4 juta euro sebagai hadiah untuk juara musim lalu, telah menjadi fenomena yang tidak dapat dikenali dan sapi perah dari 29 pertandingan perdana, turnamen berisi 16 tim pada 1955/1956 yang diselenggarakan tanpa adanya kesepakatan dengan pihak televisi atau sponsor, dan tanpa keikut sertaan satu pun klub asal Inggris.

Walau demikian, beberapa hal tidak pernah berubah.

Seperti yang terjadi pada edisi pertama turnamen itu pada 1956 yang dimenangi Real Madrid, maka klub Spanyol aristokrat itu memulai turnamen ke-60 sebagai juara bertahan dan favorit juara, bahkan meski mereka mengawali musim Liga Spanyol dengan catatan kurang meyakinkan.

Bahkan kendati tidak diikuti AC Milan dan Manchester United, jika ditotal keduanya telah memenangi sepuluh gelar juara, pada kompetisi tahun ini, terdapat prediksi mengenai apa yang akan terjadi.

Bukan kebetulan bahwa empat tim favorit musim ini - Real Madrid, Bayern Munich, Barcelona, dan Chelsea - juga merupakan empat pemenang terakhir trofi ini.

Tim kejutan terakhir yang menjadi juara? FC Porto asuhan Jose Mourinho pada 2004, 18 dari 19 pemenang datang dari salah satu kontingen liga terbesar di benua itu - Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Utama Inggris, dan Liga Italia. Liga Champions bukan merupakan tempat sering terjadinya kisah-kisah dongeng 'cinderella.' Inilah prediksi lain. Carlo Ancelotti dapat mengklaim bahwa tim Real Madrid yang diasuhnya "lebih kuat daripada tahun lalu" - ucapan yang dapat diperdebatkan dengan hengkangnya Xabi Alonso dan Angel di Maria yang memberi mereka keseimbangan - namun mereka tidak akan dapat mempertahankan gelarnya.

Mengapa? Liga Champions modern memberikan dikte bahwa pemenang tidak pernah berulang, terdapat terlalu banyak tekanan. Anda harus melihat ke Milan asuhan Arrigo Sacchi pada 1990, tiga tahun sebelum final Liga Champions perdana, untuk menemukan tim terakhir yang mampu mempertahankan gelar juara.

Lebih dari itu, tidak ada satu juara pun yang pernah digantikan oleh klub dari negara yang sama.

Maka Barcelona, dengan lini depan 'Galacticos' mereka sendiri - Messi, Neymar, dan Luis Suarez - dan runner up tahun lalu Atletico Madrid, yang masih dilatih Diego Simeone, kemungkinan tersisih dari kandidat calon juara.

Bagi Real, tentu saja tekanan untuk akhirnya mendaratkan mahkota kesepuluh - La Decima - pada musim lalu membuat ide untuk memenangi 'Undecima' terlihat agak menggoda.

Jika hal itu terjadi, Ancelotti akan menjadi pelatih pertama yang memenangi 'Piala dengan kuping besar' sebanyak empat kali. Menambahi dua gelarnya sebagai pemain dengan Milan, itu juga akan mengukuhkan pencapaian mengagumkannya saat menyamai Francisco Gento asal Real Madrid sebagai sosok yang paling banyak menghiasi Kompetisi Klub Eropa itu.

Gento bermain dalam keenam keberhasilan Real Madrid menjuarai Piala Eropa, antara 1956 sampai 1966.

Korban utama Tentu saja, ketika Real bersiap untuk mulai mempertahankan gelar mereka di Bernabeu saat melawan Basel pada Selasa, presiden Florentino Perez harus meyakini mereka mampu mematahkan kutukan juara bertahan Liga Champions, khususnya jika Cristiano Ronaldo dapat mempertahankan penampilan menawannya pada musim lalu, dengan koleksi 17 gol di kompetisi itu sepanjang semusim.

Ronaldo sendiri memprediksi dirinya belum selesai, dengan menegaskan, "Perihal pencapaian-pencapaian pribadi saya akan berusaha memecahkan rekor-rekor saya sendiri. Saya tahu itu berat, namun saya akan berusaha." Memang benar, itu terlihat sebagai perjudian yang layak pada musim ini, di mana Ronaldo dan Messi akan berupaya melampaui rekor gol sepanjang masa di turnamen ini yakni 71 gol, yang ditorehkan mantan penyerang Real, Raul Gonzalez.

Kubu tradisional mungkin tidak terlalu menaruh perhatian pada fase grup, di mana ikan-ikan besar kemungkinan dapat melaju mulus ke fase gugur.

Meski demikian selalu terdapat ruang untuk korban-korban utama yang bergelimpangan sebelum akhir tahun.

Bayern Munich dan Manchester City, juara Jerman dan Inggris, akan bertemu pada Rabu untuk turnamen ketiga dari empat turnamen, dan masih harus bertarung melawan runner up Liga Italia AS Roma dan juara Rusia CSKA Moscow pada Grup E yang sangat kompetitif.

Pasangan Inggris-Jerman lainnya - Arsenal berhadapan dengan tuan rumah Borussia Dortmund dan Chelsea menjamu Schalke 04 - mungkin dapat dipertimbangkan sebagai pertandingan-pertandingan sengit pada fase pembukaan.

Untuk sedikit rasa romansa, layangkan pandangan ke Anfield di mana juara lima kali Liverpool akan menjadi tuan rumah bagi tim Ludogorets dan pesohor baru mereka Cosmin Moti.

Bek Moti merupakan pahlawan bagi timnya, di mana ia bertindak sebagai kiper pengganti pada pertandingan playoff kualifikasi Ludogorets melawan Steaua Bucharest, mencetak satu gol dan menggagalkan dua sepakan saat timnya menang adu penalti.

"Semua hal mungkin di sepak bola," kata pria yang tertawa saat diberitahu kemungkinan bahwa para eksekutor penalti Steaua tidak mungkin tahu apa yang ia lakukan, sebab ia sendiri tidak tahu.

Dengan kiper pertama Ludogorets Vladislav Stoyanov yang diskors, pelatih mereka Georgi Dermendzhiev memberi sinyal, mungkin hanya bergurau, bahwa Moti kemungkinan akan menjaga gawang di Anfield.

Jika terwujud, itu bukan hanya akan memukau Liverpool, yang memiliki kisah dongeng yang panjang dengan Liga Champions, namun keseluruhan turnamen ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/reuters/uefa.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper