Bisnis.com, JAKARTA – Kesuksesan Atletico Madrid melaju ke Final Liga Champions 2013/2014, tak lepas dari tangan dingin Diego Simeone. El Cholo adalah sosok sentral dibalik mengkilapnya performa Atleti musim ini.
Diego Simeone adalah pelatih muda yang paling bersinar di Eropa saat ini. Ia adalah tipikal pelatih modern. Eks gelandang Timnas Argentina itu fasih untuk urusan membaca strategi lawan. Ia tahu betul kelemahan musuh. Lalu memanfaatkannya sebagai kelebihan.
Nah. selain taktik, dia sangat piawai bermain psikologis. Kedua faktor inilah yang membentuk karakter permaianan Diego Costa ,dkk menjadi lebih beringas dan fleksibel.
Simeone resmi menjadi bos di Vicente Calderon awal Novermber 2011. Awalnya, publik ragu akan kemahirannya dalam melatih. Bahkan, beberapa media Spanyol menganggap penunjukannya sebagai blunder.
Menanggapi hal itu, ia hanya tersenyum. “Ssya akan merubah tim ini ke level selanjutnya,” tutur Simeone kala itu. Jawaban yang singkat. Namun berhasil ia buktikan. Lambat laun performa Atletico terus menanjak naik.
Pada musim perdana, ia membawa Los Rojiblanccos finish di peringkat empat La Liga. Musim berikutnya, naik ke posisi tiga. Puncaknya adalah musim 2013/2014. Simeone menjaga asa merebut dua gelar bergemgsi. Yakni Liga Champions dan La Liga.
Terakhir kali Si Pembuat Matras meraih gelar ganda, pada musim 1995/1996. Yakni Copa Del Ray dan La Liga. Menarinya, ada nama Diego Simeone di skuat Atletico kala itu. Bahkan, ia menjabat sebagai kapten.