Bisnis.com, JAKARTA - Transfer sepak bola sekarang bisa diibaratkan perampokan. Yang bicara seperti itu bukan orang sembarangan. Michel Platini, Ketua Union of European Football Association (UEFA), yang mengatakan hal itu di sela-sela pengundian fase grup Liga Champions dan Liga Eropa pada Jumat (30/08).
Namun, sebenarnya apa yang terjadi dengan sistem jendela transfer saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekitar 20 tahun lalu.
Apa yang dialami oleh Jean-Marc Bosman akibat perilaku klubnya Standard Liege Belgia benar-benar menempatkan pemain di titik terendah dan sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari majikan walaupun tidak digaji.
Ya, Aturan Bosman (Bosman Ruling) muncul setelah mengemukanya kasus perseteruan antara Jean-Marc Bosman dan Standard Liege.
Saat itu, setelah lima musim bermain untuk Standard Liege pada 1983--1988, kontraknya berakhir dan Bosman ingin hengkang ke klub lain. Tetapi, waktu itu, walaupun masa kontrak sudah habis, belum ada istilah bebas transfer. Akibatnya, Bosman tidak bisa pindah kecuali ada transfer fee untuk klub lama si pemain.
Bosman pun menggugat ke pengadilan, Butuh waktu lama, hingga 1995, sampai European Court of Justice memutuskan Bosman memenangi kasusnya.
Secara umum isi Aturan Bosman adalah melarang adanya transfer fee untuk pemain yang telah selesai masa kontraknya. Sebelum itu, klub bisa mendapatkan kompensasi dari transfer pemain meskipun pemain tersebut telah habis kontraknya. Klub juga bisa mengganjal perpindahan pemain yang habis masa kontraknya ke klub lain.
Berdasarkan Aturan Bosman, klub juga tidak berhak menahan pemain yang masa kontraknya selesai untuk mendapatkan kompensasi.
Pemain tersebut masuk kategori bebas transfer. Jika pemain itu menandatangani kontrak jutaan dolar, klub lamanya tidak mendapat apapun. Klub pembeli bisa menjadikan nilai transaksi itu sebagai gaji bagi pemain tersebut.