Bisnis.com, JAKARTA - Dalam sepakbola kita kerap mendengar istilah back-pass. Namun, definisi back-pass kerap masih menimbulkan misintepretasi atau perdebatan. Jika seorang pemain hendak menghalau bola hasil tendangan lawan ke arah gawangnya dan bola itu mengarah ke kiper sendiri, apakah itu bisa dikatakan back-pass?
Dalam Law 12 tentang Law oh the Game dari FIFA, back-pass diartikan bola yang dengan sengaja oleh seorang pemain diarahkan kepada kiper yang berada dalam satu tim. Misanya, pemain tim A memberikan bola dari luar kotak penalt ke kiper tim A dengan sengaja.
Law 12 melarang kiper memegang bola saat timnya dengan sengaja "menendang" bola kepadanya, atau memegang bola langsung dari rekan setimnya. Namun, kiper masih diperbolehkan menerima itu dengan menggunakan kakinya atau bagian tubuh lainnya untuk mengarahkan bola.
Jika ini dilanggar, hukumannya, tendangan bebas tidak langsung yang diberikan kepada tim lawan dari tempat pelanggaran terjadi yaitu di mana kiper memegang bola. Dalam praktiknya pelanggaran ini sangat jarang dilakukan.
Ada beberapa pengecualian yang sangat penting untuk aturan back-pass. Jika seorang pemain menggunakan kepala, dada atau lutut untuk mengoper bola kembali ke kipernya, kiper dapat menjemput bola. Sang kiper juga bisa menjemput bola jika rekan setimnya membagikan bola kepadanya akibat kecelakaan. Misalnya, seorang bek mungkin hendak melakukan slice atau scuff untuk mengamankan situasi, tanpa sengaja menendang bola ke arah kiper. Dalam hal ini, kiper dapat menjemput bola.
Aturan back-pass diperkenalkan pada 1992 untuk mencegah kiper membuang-buang waktu dan bermain terlalu defensif. Ini terjadi pada Piala Dunia 1990 yang digambarkan sebagai piala dunia yang sangat membosankan, penuh dengan back-passing dan kiper memegang bola.
Juga, kiper akan sering menjatuhkan bola dan menggiring bola di sekitar gawangnya, dan mengambilnya lagi setelah lawan mendekat untuk menempatkan mereka di bawah tekanan. Ini teknik yang khas untu mengulur-ulur waktu.
Sebuah contoh adalah ketika kiper Irlandia Pat Bonner terus ‘memegang’ bola selama lebih dari 6 menit saat melawan Mesir dengan menggiring bola di sekitar kotak pinalti dan mengambilnya lagi. Kiper Liverpool FC Bruce Grobbelaar juga salah satu eksponen paling terkenal dari praktek ini.