Pasang Surut Hubungan Indonesia-Israel, Diboikot Soekarno hingga Ditolak di Piala Dunia U-20
Sejarah Hubungan Indonesia-Israel di Bidang Olahraga
1. Seruan Soekarno untuk Boikot Israel
Berawal dari hubungan politik yang kemudian merembet ke olahraga, timnas Indonesia sempat memboikot pertandingan kontra Israel.
Kejadian itu berlangsung di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia. Atas perintah Presiden Soekarno, timnas Indonesia memilih mundur saat harus bertandang ke markas Israel.
Israel mendapat banyak penolakan setelah apa yang mereka lakukan terhadap Palestina. Salah satu penolakan itu juga datang dari Indonesia.
Ir. Soekarno yang getol dengan kampanye antikolonialisme dan imperialisme, menyebut pertandingan timnas Indonesia vs Israel sama saja dengan mengakui kedaulatan negara tersebut.
Ironisnya, laga timnas Indonesia vs Israel itu berlangsung pada babak kualifikasi terakhir menuju Piala Dunia 1958.
Seandainya timnas Indonesia menang atas Israel pada laga tersebut, skuad Garuda bakal mendapat slot tampil di putaran final Piala Dunia 1958.
Baca Juga
2. Larangan ke Asian Games 1962
Israel, pada era 1960-an, masih terhitung sebagai negara di kawasan Asia dalam bidang olahraga.
Maka dari itu, Israel bisa berpartisipasi di ajang Asian Games 1962. Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games edisi keempat itu menolak memberikan visa kepada kontingen asal Israel.
Israel sebelumnya telah tampil dalam dua edisi Asian Games, yakni 1954 di Manila dan 1958 di Tokyo.
Namun untuk edisi keempat Asian Games, kontingen Israel tak bisa ambil bagian.
Hal itu membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) menjatuhkan sanksi kepada Indonesia usai Asian Games 1962.
3. Piala Fed 2006 Memperuncing Keadaan
Atlet Indonesia sempat akan dikirim ke turnamen tenis Piala Fed 2006 yang digelar di Israel.
Namun jelang keberangkatan, Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda, meninjau kembali izin para atlet tenis untuk bertolak ke Israel.
Hasilnya, Indonesia akhirnya menarik diri dari Piala Fed 2006 karena menolak mengirimkan wakil ke Israel.
Atas kejadian tersebut, Indonesia dijatuhi denda sebesar Rp268 juta oleh Federasi Tenis Internasional (ITF).
4. Angin Segar dari Bulu Tangkis
Hubungan Indonesia-Israel di bidang olahraga sempat membaik pada ajang Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia pada 2015.
Atlet Israel, Misha Zilberman, bisa bermain dalam turnamen yang digelar di Indonesia itu.
Namun, proses kedatangan Misha Zilberman tak berjalan dengan mudah.
Misha bisa tampil di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia 2015 dengan penjagaan ketat, usai visanya tertahan cukup lama.
Gelombang penolakan dari organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia membuat gerak-gerik Misha Zilberman dipantau dengan cukup intens, termasuk saat di lapangan.
5. Balap Sepeda Israel Raih Gelar di Indonesia
Atlet balap sepeda asal Israel Mikhail Yakovlev tampil di Indonesia pada Februari 2023.
Yakovlev tampil di kejuaraan dunia UCI Track Nations Cup 2023 di Velodrome Jakarta.
Yakovlev berpindah kewarganegaraan dari Rusia ke Israel pada Agustus 2022.
Tak seperti Zilberman, Yakovlev tak menemui hambatan saat bertanding di Indonesia.
Atlet 22 tahun itu pun berhasil meraih medali perunggu pada nomor Keirin Putra pada UCI Track Nations Cup 2023.
6. Ramai Ditolak di Piala Dunia U-20
Hubungan Indonesia dan Israel kembali menegang jelang Piala Dunia U-20 pada Mei 2023. Israel lolos sebagai salah satu perwakilan Benua Eropa.
Sayangnya, kelolosan Israel mendapat penolakan keras dari berbagai kalangan di Indonesia. Sebab, Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, plus bentuk solidaritas terhadap Palestina yang dijajah oleh Israel.
Setidaknya penolakan sudah lantang disampaikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Penolakan itu berbuntut pembatalan drawing Piala Dunia U-20 yang sejatinya direncanakan pada 31 Maret 2023 di Bali.
Hingga berita ini ditulis, belum ada kepastian apakah Indonesia masih tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.