Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 resmi berakhir dengan padamnya api Olimpiade pada upacara penutupan Minggu (8/8/2021) malam.
Hasilnya, Amerika Serikat keluar sebagai juara umum dengan perolehan total medali sebanyak 113 medali. Perinciannya, mereka mendapatkan 39 medali emas, 42 medali perak dan 33 perunggu.
Peringkat kedua disusul China dengan total 88 medali yakni 38 emas, 32 perak dan 18 perunggu. Selanjutnya ada Jepang yang meraih 58 medali dengan 27 emas, 14 perak dan 17 perunggu.
Sementara itu, Indonesia berada di urutan 55 dengan 5 medali yakni 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu.
Di luar pencapaian tersebut, pada Olimpiade Tokyo 2020 tercatat begitu banyak teladan mengenai keberanian, keterampilan luar biasa, sportivitas dan emosi, sesuai dengan moto Olimpiade yang baru: Citius, Altius, Fortius - Together, atau "Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat - Bersama".
Berikut ini tercatat delapan momen terbaik Tokyo 2020 pilihan laman Olympics.com:
Simone Biles Sempat Mengundurkan Diri
Salah satu atlet besar di cabang olahraga senam Tokyo 2020 adalah Simone Biles, pesenam Amerika Serikat yang paling banyak mendapatkan medali.
Namun, gadis berusia 24 tahun itu mengundurkan diri dari final beregu setelah nomor pertamanya meja lompat, karena tak ingin membahayakan timnya.
Dia kemudian mundur dari tiga final nomor alat perseorangan dalam rangka fokus ke pada kesehatan mentalnya. Keputusan ini mendapat dukungan luas dari para penggemar dan sesama atlet dari seluruh dunia.
Pesenam Amerika Serikat Simone Biles akhirnya melanjutkan lomba setelah buka-bukan mengalami masalah mental, untuk menyabet medali perunggu balok keseimbangan putri di Ariake Gymnastics Centre, Tokyo, Jepang, 3 Agustus 2021. - Antara/Reuters/Mike Blake
Namun lewat penampilan mental yang tabal dan keberanian yang luar biasa, Biles masuk lagi kompetisi untuk ambil bagian dalam final balok keseimbangan guna merebut medali perunggu yang merupakan medali Olimpiade ketujuh selama karirnya.
"(Perunggu ini) lebih berarti dari semua medali emas karena saya telah melalui begitu banyak hal selama lima tahun terakhir dan pekan terakhir saat saya bahkan berada di sini," kata dia. "Pada akhirnya kita bukan cuma hiburan. Kita juga manusia."
Elaine Thompson-Herah Cetak Sejarah Olimpiade
Sebelum Tokyo 2020, tidak ada perempuan yang berhasil mempertahankan gelar juara lari 100m dan 200m putri berturut-turut. Namun Elaine Thompson-Herah bukan atlet sembarangan.
Sprinter Jamaika yang memenangkan emas kedua nomor itu dalam Olimpiade Rio 2016 itu menyabet medali emas keduanya dalam nomor 100m pada 31 Juli dengan catatan 10,61 detik sehingga memecahkan rekor Olimpiade 10,62 detik yang dipegang ikon Amerika Serikat Florence Griffith Joyner yang sudah 33 tahun tak terpecahkan yang tercipta di Seoul 1988.
Catatan waktu itu juga melesatkan dia ke tempat kedua dalam daftar pelari tercepat kedua sepanjang masa di belakang Griffith Joyner.
Sprinter Jamaika Elaine Thompson-Herah saat memenangkan lomba 200m putri di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, 3 Agustus 2021 -Antara/Reuters/Dylan Martinez
Tiga hari kemudian, Thompson-Herah kembali mengguncang Stadion Olimpiade ketika merebut medali emas 200m putri dengan menorehkan waktu 21,53 detik yang hanya 0,19 detik lebih lama dari rekor dunia yang juga rekor Olimpiade yang juga dipegang Florence Grifith Joyner.
Saat menuju ke sana, Thompson-Herah mengukuhkan statusnya sebagai ratu sprint tak tergoyahkan dengan menjadi wanita pertama yang memenangkan dua emas 100 dan 200m putri Olimpiade dua kali berturut-turut.
"Ya tuhan sungguh hebat yang saya alami hari ini. Bahwa saya bisa menuntaskan emas ganda lagi. Saya tak percaya ini," kata dia.