Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perenang Aflah Fadlan Bertekad Olimpiade Tokyo Bukan yang Terakhir

Atlet berusia 23 tahun itu bersyukur telah berhasil menyelesaikan seluruh lomba yang diikuti dalam debutnya di Olimpiade, meski hasilnya tidak terlalu memuaskan karena belum bisa memecahkan rekor nasional.
Perenang Aflah Fadlan Prawira /Antara
Perenang Aflah Fadlan Prawira /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Aflah Fadlan Prawira menutup perjalanannya di Olimpiade Tokyo 2020 saat bertanding di nomor 1.500 meter gaya bebas, Jumat, namun tidak ingin laga tersebut menjadi kesempatan terakhir dia untuk berkompetisi di ajang multievent dunia itu.

"Setelah ini yang paling dekat adalah PON, yang akan jadi tolok ukur menuju SEA Games dan Asian Games 2022. Pada 2023 ada SEA Games lagi dan tahun 2024 Olimpiade Paris. Targetnya ingin berlanjut terus. Semoga saya bisa ikut lagi di Olimpiade, karena waktu tiga tahun tidak akan terasa," ujar Fadlan dalam keterangan tertulis, Jumat.

Pada lomba terakhirnya di Heat 1 di Tokyo Aquatics Center, Fadlan menempati peringkat tiga dengan catatan waktu 15:29.94, terpaut 22,25 detik di belakang peringkat pertama Daniel Wiffen dari Irlandia.

Atlet berusia 23 tahun itu bersyukur telah berhasil menyelesaikan seluruh lomba yang diikuti dalam debutnya di Olimpiade, meski hasilnya tidak terlalu memuaskan karena belum bisa memecahkan rekor nasional.

"Alhamdulillah, semua sudah beres dan saya telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Dari catatan waktu belum masuk rekor terbaik saya ataupun rekor nasional, tapi catatan waktu ini yang terbaik sepanjang tahun 2020 karena selama ini tidak ada perlombaan, hanya kompetisi antar tim pelatnas," kata Fadlan.

"Ini hasil yang cukup baik dari kacamata saya pribadi karena lebih baik dari waktu saat Olympic trial di Jakarta."

Perenang asal Jawa Barat itu sempat unggul di beberapa ratus meter awal. Memasuki pertengahan lomba, Wiffen mulai meninggalkan Fadlan dan Marcelo Acosta. Meski lebih banyak menggunakan kayuhan tangan dan sesekali menggerakkan kaki, Wiffen dan Acosta mulai meninggalkan Fadlan, yang tertahan di urutan tiga.

Terkait teknik dan strategi yang digunakan kedua lawannya, Fadlan mengatakan bahwa faktor postur membuatnya tidak bisa menggunakan teknik menghemat tenaga seperti itu.

"Saya punya kelemahan di tubuh bagian bawah yang lebih berat. Jadi kalau saya memaksakan diri hanya main tangan, otomatis posisi badan saya jadi turun. Jadi strategi saya adalah terus menggerakkan kaki supaya pantat saya terangkat karena posisi terbaik perenang adalah sejajar dengan air," kata Fadlan.

"Saya juga sudah sejak lama berenang dengan cara seperti itu dan berjalan buat saya. Jadi itu yang saya lakukan."

Hasil di Tokyo akan menjadi bahan evaluasi berharga untuk kemajuan Fadlan dan renang Indonesia secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper