Bisnis.com, JAKARTA – Para atlet peserta Olimpiade Tokyo diminta memberi persetujuan tertulis bahwa mereka menghadapi risiko kesehatan atau kematian yang disebabkan infeksi virus corona dan keadaan cuaca panas Jepang.
Hal itu tertulis dalam dokumen yang memerinci kondisi saat atlet akan berpartisipasi dalam ajang olahraga global tersebut, dikutip dari Kyodo pada Sabtu (29/5/2021).
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah memasukkan sejumlah risiko yang harus ditandatangani oleh para atlet, menetapkan bahwa mereka mengambil bagian dalam pertandingan atas tanggung jawab mereka sendiri, menurut salinan dokumen tersebut.
Rencana itu bisa disebut luar biasa mengingat IOC tidak pernah secara khusus menyebutkan risiko pertandingan untuk Olimpiade musim panas dan musim dingin, yang diadakan setidaknya sejak 2008, meskipun beberapa di antaranya terjadi di tengah kekhawatiran terhadap penyakit menular.
Olimpiade terakhir di Rio de Janeiro pada 2016 digelar di tengah kekhawatiran virus zika yang ditularkan nyamuk yang menyebabkan beberapa pegolf mengundurkan diri dari pertandingan tersebut. Pada 2010 Olimpiade Musim Dingin Vancouver berlangsung di tengah kekhawatiran atas wabah global flu babi.
Dalam konferensi pers secara online yang dihadiri oleh para pejabat dan atlet Olimpiade pada Kamis (27/5), Kepala Pperasional IOC Lanan Haddad mengatakan formulir masuk untuk Olimpiade Tokyo telah "diperbarui untuk memasukkan pertimbangan terkait Covid-19," ketika membahas kekhawatiran yang diangkat oleh seorang anggota dari komite atlet AS.
Baca Juga
"Anda pasti telah mengikuti berita dari seluruh dunia tentang Covid-19, tidak ada pemerintah, tidak ada otoritas kesehatan yang dapat atau telah memberikan jaminan terhadap infeksi virus tersebut. Ini risiko yang kita tanggung bersama," kata Haddad.
Virus Covid-19 tak kunjung surut di Jepang dan hal itu memicu kekhawatiran banyak pihak akan makin parah jika Olimpiade tetap diselenggarakan pada musim panas tahun ini.