Bisnis.com, JAKARTA - Bagi Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, 46 tahun, pandemi Covid-19 memiliki dua wajah. Pertama adalah bencana. Gara-gara hal itu, liga terhenti. Wajah kedua, perputaran uang pun mandek. Namun justru hal itu yang menguntungkan klub berjulukan The Red Devils tersebut.
Solskjaer, seperti yang disampaikan dalam siniar (podcast) Sky Sport, yakin MU bisa memanfaatkan situasi akibat pandemi ini. Dalam siniar itu dia berbicara dengan bekas rekan setimnya, Gary Neville.
Dalam bayangan pelatih asal Norwegia itu, kelak setelah badai berlalu dan kompetisi dimulai lagi, akan banyak klub yang mengalami kesulitan ekonomi. Banyak di antara mereka yang akan menjual pemainnya. Nah, pada saat itulah Manchester United bisa membeli pemain.
“Sepak bola pada saatnya akan kembali normal. Paling penting, kami harus siap pada saatnya tiba,” kata Solskjaer. “Saat itu, kami harus bergerak. Saya tahu MU merupakan satu dari yang terbesar dan keuangannya pun dalam keadaan baik.”
Sejauh ini, Manchester United dikaitkan dengan beberapa pemain yang menjadi incarannya di bursa transfer mendatang. Mereka adalah Jadon Sancho (pemain Borussia Dortmund) dan Jack Grealish (kapten Aston Villa). Dua pemain itu diplot sebagai pemain yang dibutuhkan skuad asuhan Solskjaer. Sancho akan bermain di sayap kiri, sedangkan Grealish sebagai gelandang serang.
Musim panas mendatang menjadi musim ketiga bagi Solskjaer, yang menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018. Semula dia berstatus sebagai manajer sementara.
Dalam 12 laga pertama di bawah asuhannya, bekas pemain MU itu mencatatkan hasil impresif. Solskjaer pun mendapatkan kontrak sebagai manajer permanen. Namun setelah itu, performa skuadnya justru menurun dan berakhir di peringkat keenam pada musim lalu.
Performa MU pada musim ini pun tidaklah mulus. Meski Solskjaer telah mendapatkan pemain yang diinginkan, yakni Harry Maguire, Aaron Wan-Bisaka, dan Daniel James, penampilan timnya tetap turun-naik.
Tak pelak, desakan untuk menghentikan pekerjaan Solskjaer terus berdatangan. Namun Wakil CEO MU, Ed Woodward, memberikan dukungan penuh kepada pelatih asal Norwegia itu.
Belajar dari tiga pelatih sebelumnya, yakni David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho—yang dianggap gagal—para petinggi klub ini mengambil jalan berbeda. Kini mereka menekankan program jangka panjang.
Artinya, para petinggi MU akan memberikan kesempatan kepada Solskjaer untuk membangun timnya. Filosofi mereka pun berubah. Lebih baik sekarang tertatih-tatih, tapi mendapatkan hasil bagus di kemudian hari. Memecat pelatih dengan meninggalkan problem yang sama bukan lagi hal yang mereka lakukan.
Hasilnya mulai kelihatan. Tim yang dibangun Solskjaer ini mulai menunjukkan hasil positif. Dengan masuknya dua pemain baru pada paruh musim ini, yakni Bruno Fernandes dan pemain pinjaman dari Shanghai Shenhua, Odion Ighalo, MU tampil tak terkalahkan dalam 11 laga terakhir.
Ketika liga terhenti, Solskjaer menyatakan mereka tetap berburu pemain incaran. Malah, menurut dia, dalam kondisi seperti ini amat menguntungkan. “Kami ingin menjadi yang terbaik dalam segalanya. Saat ini, ketika liga terhenti, merupakan kesempatan untuk melihat lebih jauh lagi ihwal pemain yang kami incar,” kata Solskjaer.
Menurut Solskjaer, meski tidak serta-merta bisa bertemu dengan staf pelatih, mereka melakukan diskusi melalui video konferensi. “Kami mengevaluasi dan mendiskusikan rencana yang akan dilakukan,” kata Solskjaer.
Semua itu dilakukan untuk menyiapkan strategi pembelian pemain yang tepat saat bursa transfer musim panas mendatang. Salah satunya mereka tidak mau gagal lagi saat mengejar Erling Braut Haaland di bursa musim dingin lalu.
“Pasar pemain tentu akan bereaksi dengan kondisi nanti. Saya yakin kami bisa menyelesaikan bisnis yang kami inginkan,” kata Ole Gunnar Solskjaer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
