Bisnis.com, JAKARTA - Chile mempertahankan gelar juara Copa America dengan menang adu penalti 4-2 atas Argentina setelah selama 120 menit permainan skor imbang tanpa gol.
Bermain di Stadion MetLife di New Jersey, Amerika Serikat, pada Senin pagi WIB (27/6/2016), laga final Copa America Centenario, yang dihelat untuk memperingati 100 tahun penyelenggaraan Copa America, berjalan ketat, keras, sengit, diwarnai dua kartu merah, dengan penguasaan bola relatif berimbang.
Sebagaimana disiarkan secara langsung oleh Kompas TV, Marcelo Diaz dari Chile harus kena kartu kuning kedua dan lebih dulu meninggalkan lapangan setelah pada menit ke-28 menahan laju pergerakan Lionel Messi.
Hanya 2 menit menjelang babak pertama berakhir, giliran Argentina kehilangan pemain setelah Marcos Rojo langsung diganjar kartu merah oleh wasit Heber Lopes dari Brasil lantaran menggasak Arturo Vidal dari belakang.
Argentina memiliki peluang dengan jumlah sedikit lebih banyak ketimbang Chile dalam permainan selama 120 menit, namun gol tak kunjung terjadi.
Salah satu peluang terbaik Argentina didapat Sergio Aguero dalam babak perpanjangan waktu, namun sundulan kepalanya yang benar-benar mengarah ke sudut kanan atas gawang Chile masih bisa ditepis dengan susah payah oleh kiper Claudio Bravo.
Dalam adu penalti, Argentina tidak memulainya dengan baik. Pemain bintang Lionel Messi yang diharapkan menjadi jantung kemenangan Argentina justru gagal menjebol gawang Chile yang dikawal rekan setimnya di FC Barcelona, Claudio Bravo. Tendangan Messi melayang di atas mistar.
Sebenarnya Chile dalam tendangan pertama juga gagal. Tendangan Vidal dapat diblok kiper Argentina Sergio Romero. Namun keempat eksekutor berikutnya dari Chile sukses menembus gawang Argentina. Keempatnya ialah Nicolas Castillo, Charles Aranguiz, Jean Beausejour, dan Francisco Silva.
Sementara dari Argentina, setelah Javier Mascherano dan Aguero sukses menunaikan tugas, eksekutor keempat Lucas Biglia gagal setelah tendangannya diblok kiper Claudio Bravo. Eksekusi kelima tidak dilakukan karena Argentina sudah kalah 2-4.
Hasil ini merupakan pengulangan final Copa America tahun lalu di mana ketika itu Chile juga menang adu penalti, saat itu dengan skor 4-1, atas Argentina setelah selama 120 menit permainan skor imbang tanpa gol.
Bagi Chile ini merupakan gelar keduanya dalam turnamen besar setelah pencapaian serupa tahun lalu. Uniknya, Chile memulai turnamen ini dengan kalah 1-2 dari Argentina di fase grup.
Sementara, bagi Argentina, hasil ini memperpanjang penantian gelar di timnas level senior setelah terakhir kali mendapatkannya pada Copa America 23 tahun silam di Ekuador. Catatan tambahannya, Argentina selama 3 tahun beruntun gagal di final, dimulai dari kalah 0-1 dari Jerman di Piala Dunia 2014 di Brasil yang lantas diikuti kegagalan di dua final Copa America.
Copa America sejatinya merupakan turnamen antarnegara yang bernaung di bawah Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol). Tapi khusus dalam rangka memperingati 100 tahun digelarnya tunamen tersebut—dimulai pada 1916—, Conmebol mengajak Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (Concacaf) untuk ikut serta di edisi tahun ini.
Terdapat enam negara Concacaf yang terlibat dalam Copa America Centenario yakni tuan rumah AS, Meksiko, Kosta Rika, Jamaika, Panama, dan Haiti. Adapun 10 negara anggota Conmebol meliputi Argentina, Bolivia, Brasil, Chile, Ekuador, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, dan Venezuela.
Uruguay merupakan juara Copa America terbanyak yakni 15 kali, satu lebih banyak ketimbang Argentina. Brasil juara delapan kali, Chile, Paraguay, dan Peru masing-masing dua kali, serta Kolombia dan Bolivia masing-masing satu kali.