Bisnis.com, JAKARTA - Pelatih Timnas Chile Juan Antonio Pizzi yakin anak asuhnya mampu mengalahkan Argentina dan “pemain paling penting dalam sejarah” Lionel Messi dalam pertandingan final Copa America Centenario.
Pertandingan final tersebut dijadwalkan berlangsung pada Senin (27/6/2016) mulai pk. 07:00 WIB di Stadion MetLife di East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat. Laga tersebut akan dipimpin wasit asal Brasil Heber Lopes dan direncanakan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV.
Pizzi, yang lahir sebagai orang Argentina namun keturunan Italia dan kemudian memilih mempekuat Timnas Spanyol dengan posisi striker dengan 22 caps dan delapan gol pada 1994 hingga 1998, mengambil alih kursi pelatih Timnas Chile pada Januari lalu dari orang Argentina lainnya, Jorge Sampaoli.
Ketika mengambil alih posisi itu, Pizzi, yang lahir di Santa Fe, Argentina, pada 7 Juni 1968, punya beban berat yakni mempertahankan gelar Copa America yang diraih bersama Sampaoli serta meloloskan Chile ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Kini pelatih berusia 48 tahun itu di ambang kesuksesan membawa Chile mempertahankan gelar yang direbutnya tahun lalu saat menjadi tuan rumah dan gelar itu merupakan yang pertama kali bagi Chile dalam sebuah turnamen besar sepanjang sejarah.
Di final tahun lalu, Chile menundukkan Argentina dengan skor 4-1 melalui adu penalti setelah pertandingan selama 120 menit berakhir tanpa gol. Kini Chile kembali bertemu Messi dan kawan-kawan untuk mempertahankan gelar.
Messi, bintang klub juara La Liga Spanyol FC Barcelona, memecahkan rekor gol sepanjang masa untuk Timnas Argentina dengan 55 gol saat timnya menang 4-0 di semifinal melawan tuan rumah AS, tetapi Pizzi yakin Chile bisa mengatasi Messi dan menaklukkan negara kelahirannya.
“Saya yakin Chile bisa menang melawan pemain penting dalam sejarah (Messi) dan juga Argentina,” kata Pizzi, yang sebagai pemain ikut membawa Barcelona juara La Liga Spanyol edisi 1997-1998 serta sebagai pelatih mengantar Universidad Catolica juara Chile 2010 dan San Lorenzo juara Argentina 2013.
Laga Chile versus Argentina kali ini merupakan pertemuan kedua di Copa America Centenario yang digelar untuk memperingati 100 tahun turnamen antarnegara tertuda di dunia, Copa America. Dalam laga Grup D, Argentina menang 2-1.
“Ini adalah pertandingan terbesar sepanjang karier saya. Kami sangat percaya diri kami bisa menang. Kami telah melakukan persiapan yang sangat baik untuk pertandingan ini,” kata Pizzi menunjukkan betapa pentingnya kemenangan bagi asuhannya atas negara kelahirannya.
Copa America sejatinya merupakan turnamen antarnegara yang bernaung di bawah Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol). Tapi khusus dalam rangka memperingati 100 tahun digelarnya tunamen tersebut—dimulai pada 1916—, Conmebol mengajak Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia (Concacaf) untuk ikut serta di edisi tahun ini.
Terdapat enam negara Concacaf yang terlibat dalam Copa America Centenario yakni tuan rumah AS, Meksiko, Kosta Rika, Jamaika, Panama, dan Haiti. Adapun 10 negara anggota Conmebol meliputi Argentina, Bolivia, Brasil, Chile, Ekuador, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, dan Venezuela.
Uruguay merupakan juara Copa America terbanyak yakni 15 kali, satu lebih banyak ketimbang Argentina. Brasil juara delapan kali, Paraguay dan Peru masing-masing dua kali, serta Chile, Kolombia, dan Bolivia masing-masing satu kali.