Bisnis.com, JAKARTA - Petinju legendaris Muhammad Ali meninggal dunia dalam usia 74 tahun pada Sabtu pagi WIB (4/6/2016) setelah selama 2 hari dirawat di sebuah rumah sakit di Phoenix, Amerika Serikat.
Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 17 Januari 1942. Dia pertama kali menjadi juara dunia kelas berat pada 1964 dalam usia 22 tahun setelah menaklukkan Sonny Liston.
Tak berapa lama setelah itu Muhammad Ali memeluk agama Islam seiring dengan bergabungnya dia ke Nations of Islam yang didirikan Wallace Fard Muhammad.
Meskipun sempat menolak perintah wajib militer Pemerintah AS untuk memerangi Vietkong di Vietnam, yang membuatnya mendekam selama 5 bulan dipenjara pada 1967 dan gelar juara dunianya dicabut, sejarah lantas mencatat bahwa Ali adalah representasi keindahan cinta dan kasih sayang antara Islam dan Amerika.
Setelah itu sampai Ali pensiun dari ring tinju pun, Pemerintah AS berulang kali dalam begitu banyak kesempatan memperlihatkan rasa hormat yang sangat besar kepada sang legenda.
Muhammad Ali, yang sudah mulai terserang Parkinson, dengan tangan yang terus bergoyang dan mengundang rasa haru—dan juga rasa cemas jangan-jangan dia kehilangan kendali atas gerakan tubuhnya—masih diberi kehormatan menyalakan api ke kaldron dalam pembukaan Olimpiade 1996 di Atlanta, AS.
Saat masib bertinju, pada 1977, Presiden AS Jimmy Carter secara khususnya mengundang makan malam bersama di Gedung Putih. Hal serupa dilakukan Presiden Ronald Reagan dan Goerge W. Bush.
Di luar berbagai penghargaan yang diberikan dalam kaitan kehebatannya di ring tinju, Muhammad Ali adalah tempat curahan rasa hormat dan kasih sayang orang Amerika dan bagaimana pun, jelas Muhammad Ali telah menjadi lambang bahwa muslim menjadi bagian dari Amerika yang tak terpisahkan.