Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pemain Sriwijaya FC khawatir bakal diputus kontrak kerja oleh manajemen klub setelah PT Liga Indonesia menghentikan kompetisi beberapa hari lalu menyusul pembekuan PSSI oleh Kemenpora.
Pemain depan Laskar Wong Kito Risky Dwi Ramadhana menilai terjadi kerugian besar akibat penghentian itu, sehingga ada kemungkinan memutuskan kontrak pemain meskipun harus menanggung denda.
"Saat ini pemain diliburkan sampai waktu yang belum ditentukan, belum tahu nasib kami ke depannya. Sejauh ini belum ada pembicaraan dengan pelatih dan manajemen," ucap Rizky di Palembang, Sumatra Selatan, pada Minggu (3/5/2015).
Rekannya sesama pemain Sriwijaya FC, Asri Akbar, juga menyebut penghentian kompetisi QNB League ini sangat merugian klub dan pemain.
"Klub jelas akan rugi secara finansial karena uang sudah keluar tapi tidak ada pemasukan. Pemain juga akan terkena imbasnya, bisa jadi ada pemutusan kontrak kerja karena klub ingin meminimalisasi kerugian," ujar Asri yang sedang pulang ke Makassar.
Namun, Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri Yuliar menjamin manajemen klub tetap berpegang pada perjanjian (kontrak) yakni pemain memperkuat klub selama satu musim dan tidak akan merevisi kontrak kerja.
"Klub dan pemain hingga kini masih berharap kompetisi tetap berlanjut jadi saya belum mau bicara terlalu jauh," tutur Yuliar.
Dia juga mengakui secara finansial klub dirugikan oleh penghentian kompetisi karena klub tetap harus mengeluarkan biaya rutin bulanan seperti penginapan, makan, dan transfortasi.
"Menunggu-menunggu ini artinya sama saja dengan mengeluarkan biaya, untuk meminimalisasi kerugian ini terpaksa tim diliburkan sejak Kamis lalu," kata Yuliar.
Terkait dengan gaji pemain, Sriwijaya FC sempat melakukan restrukturisasi ketika kompetisi Indonesia Super League (ISL) ditunda dari 20 Februari menjadi 4 April 2015. Untuk penghentian yang kedua mulai 12 April 2015 hingga sekarang, akan dibicarakan terlebih dahulu dengan pemain.
"Rencananya pemain akan dipanggil satu per satu terkait perubahan besaran gaji yang bakal diterima per bulan. Manajemen klub optimistis bahwa rencana ini bakal diterima daripada pemain gigit jari di penghujung kompetisi. Lebih baik diatur dari sekarang," ujarnya.
PT Liga Indonesia memutuskan menghentikan QNB League setelah Kemenpora memberi sanksi berupa pembekuan PSSI yang berujung pada tidak dikeluarkannya izin keramaian oleh polisi.