Alves Dihina Dengan Pisang, #WeAreAllMonkeys Jadi Trending Topik Twiiter

Bisnis.com, JAKARTA - Pengguna jejaring sosial Twitter, dalam tiga hari terakhir riuh berbicara soal pisang. Tren #WeAreAllMonkeys menjadi trending topik sejak 28 April 2014 lalu.

Munculnya tren ini pasti ada sebabnya. Ini adalah bentuk dukungan terhadap bek kanan Barcelona, Dani Alves. Ia baru saja mendapat perlakuan rasial dari suporter Villareal, kala kedua tim bentrok Minggu (27/4/2014) lalu.

Awalnya, Alves sedang bersiap mengambil sepak pojok. Tiba-tiba ada lemparan sebuah pisang ke arahnya. Dalam tayangan televisi, tak terlihat siapa yang melempar. Aksi ini jelas pelecehan buat pemain 30 tahun itu. Sebab, fans The Yellow Submarine menyamakan Alves dengan seekor monyet.

Namun Alves acuh. Ia tak ambil pusing. Ia juga tak protes dengan wasit garis yang berada satu meter di sampingnya. Bahkan, dengan tenang ia memungut pisang itu. Ia mengupasnya, lalu memakannya.

"Saya ucapkan terima kasih atas pelemparan [pisang] itu. Berkat buah kaya kalsium itu, energi saya kembali untuk menendang bola dengan akurat dan membantu tim meraih kemenangan," tutur dia selepas pertandingan seperi dilansir situs resmi UEFA.

Sifat lapang dada Alves itu menuai banyak pujian. Dukungan padanya terus mengalir. Jajaran pemain elite dunia seperti rekan satu tim di Barca, Neymar juga turut serta. Lewat akun Twitternya, dia memajang foto bersama putrinya, Martha, sembari makan pisang.

Hal serupa juga dilakukan striker Man City, Sergio Aguero. Trio Chelsea asal Brasil David Luiz, Willian dan Oscar juga meramaikan #WeAreAllMonkeys yang berarti kami semua monyet.

Dukungan kencang juga diutarakan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Orang nomor satu di sepak bola dunia itu bersimpati dengan apa yang terjadi pada Alves. Ia berencana mengusut kasus itu dengan tuntas, agar kejadian serupa tak terjadi lagi.

"Saya sangat terkejut atas apa yang menimpa Dani Alves. Peristiwa itu sungguh mencoreng fair play sepak bola. Sudah bukan masanya lagi terjadi hal semacam itu. Dunia sepak bola harus berkembang ke arah yang lebih positif," tutur Sepp Blatter seperti dilansir situs resmi FIFA.