BISNIS.COM, JAKARTA -- Rivalitas Brasil dan Spanyol di jagat sepak bola sebenarnya secara historis kurang 'greget', ketimbang Brasil versus Italia, tetapi keduanya kini memulai perseteruan itu di ajang final Piala Konfederasi 2013.
Di babak pamungkas Piala Konfederasi yang akan disiarkan langsung TVOne pada Senin (1/7) pukul 04.00 WIB ini bisa jadi akan menjadi babak baru perseteruan Amerika Latin dan Eropa. Mungkin akan lebih dramatis dibandingkan dengan rivalitas Samba dan Azzuri ataupun Argentina versus Jerman.
Brasil, sebagai tuan rumah Piala Konfederasi, kali ini punya misi lebih berat dibandingkan dengan Spanyol. Pertama, Piala Konfederasi kali ini menjadi tes untuk menuju kebangkitan Tarian Samba di pentas bola mondial. Kedua, mempertahankan dominasi di ajang turnamen para jawara antarbenua plus itu.
Ketiga, ini tidak kalah penting, yakni mengakhiri dominasi Spanyol di sepak bola dunia, sekaligus mengembalikan pamor Brasil yang telah lama redup. Kemenangan Brasil di ajang Piala Konfederasi 2013 ini bermakna lain, karena kali ini ditantang 'kekuatan baru Eropa' Spanyol. Spanyol sejak 2010 nangkring di peringkat satu dunia, sedangkan Brasil kini terlempar di urutan 22.
Mampukah Tarian Samba menaklukan Tim Matador di ajang 'Piala Dunia bayangan' ini?
Brasil sedang ber-metamorfosis dari Tarian Samba tanpa irama nan sumbang menuju Tarian Samba yang penuh harmoni dan enak dinikmati.
Brasil kini punya 'penari' muda yang liat dan sulit ditebak gerakannya pada diri Neymar. Bersama Fred dan Paulinho, Neymar menjadi harapan Tarian Samba untuk menggebrak dunia. Kerja sama trio Brasil itu terbukti efektif mengantarkan Tim Samba menuju partai puncak Piala Konfederasi.
Hal itu terlihat bagaimana Neymar, Fred, dan Paulinho mengandaskan juara Amerika Latin, Uruguay dengan skor 2-1.
Bagaimana dengan Spanyol? Sudah pasti La Furia Roja semakin tertantang membuktikan diri sebagai nomor yahud dunia. Kali ini Matador bertemu lawan 'sesungguhnya' yakni Brasil. Di level Eropa, Spanyol praktis 'tidak tertandingi'.
Di level mondial pun Spanyol lagi-lagi hanya bertemu tim Eropa lainnya, yakni Belanda yang dikalahkan 1-0 pada World Cup 2010.
Spanyol pasti ingin mengenang romantisme sejarah penemuan dan penaklukan Benua Amerika oleh Christopher Columbus. Tim Matador pun pasti ingin melakukan napak tilas Columbus dengan menundukkan Tim Samba Brasil di kandangnya.
Namun, Spanyol kali ini butuh perjuangan ekstra. Xavi dan Iniesta yang selama ini jadi tulang punggung Matador sudah melewati masa puncak, sedangkan di depan belum punya striker 'murni' yang benar-benar dijadikan target untuk menjebol gawang lawan.
Direktur teknik Brasil Carlos Alberto Parreira yang juga mantan manager Brasil meminta pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari tetap mempertahankan irama yang dimainkan Samba, alias tidak mengubah taktik melawan Spanyol pada final Piala Konfederasi.
"Sekarang saatnya mengakhiri era Spanyol," tegasnya.
Ya, kapan lagi Samba? (Foto:facebook)
HEAD to HEAD BRASIL-SPANYOL : 7 kali pertemuan (Brasil menang 3 kali, Spanyol menang 2 kali, seri 2 kali)
- Spanyol menang dalam pertemuan pertama pada Piala Dunia 1934 di Italia
- Brasil menang 6-1 di Rio de Janeiro pada Piala Dunia 1950
- Brasil menang pada Piala Dunia 1962 di Chile
- Brasil - Spanyol imbang pada Piala Dunia 1978 di Argentina
- Brasil menang dalam babak penyisihan grup pada Piala Dunia 1986 Meksiko
- Spanyol menang dalam laga persahabatan di Gijon pada 1990 di Gijon
- Brasil-Spanyol seri dalam laga persahabatan pada 1999 di Vigo (Antara/AFP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
