BISNIS.COM, JAKARTA – Beruntung betul Tahiti karena Selandia Baru tidak full team ketika melakoni Oceania Football Confederation (OFC) Nations Cup 2012, sehingga mereka bisa memuncaki turnamen yang digelar di Honiara, Kepulauan Solomon, itu. Alhasil, merekalah yang lolos mewakili zona Oseania ke Piala Konfederasi 2013.
Selandia Baru memang tidak merasa perlu menjadi juara di OFC Nations Cup 2012, karena turnamen itu hanya merupakan babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2014.
Empat tim teratas di OFC Nations Cup 2012 melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014 dan pada fase itulah Selandia Baru mengerahkan seluruh kemampuannya sehingga berhasil menempati peringkat tertinggi dan lolos ke babak play off kontra wakil dari zona Amerika Tengah, Amerika Utara, dan Karibia (Concacaf) yang dijadwalkan berlangsung pada 15 dan 19 November 2013 untuk berebut satu tiket ke Brasil tahun depan.
Namun, keberuntungan pasukan Eddy Etaeta itu hampir pasti tidak berlanjut pada Piala Konfederasi 2013. Mereka akan terjepit di antara dua tim yang tengah bersaing untuk mengincar posisi kedua Grup B yakni Nigeria dan Uruguay.
Pasukan Nigeria jelas akan mempertimbangkan adanya kemungkinan mereka kalah dari Spanyol dan main imbang dengan Uruguay. Kalau itu yang terjadi, maka hitung-hitungan siapa yang akan lolos mendampingi Spanyol ke semifinal akan tergantung pada selisih gol.
Oleh karena itu, pelatih Nigeria Stephen Okechukwu Keshi dan pelatih Uruguay Oscar Washington Tabarez dipastikan menginstruksikan anak asuhannya untuk membantai habis-habisan Tahiti.
Lebih parah lagi, Nigeria bertanding dengan Tahiti pada matchday pertama Grup B. Kondisi itu menyebabkan mereka tidak bisa menghitung secara persis berapa gol yang diperlukan untuk bisa unggul selisih gol dari Uruguay.
Dengan kondisi seperti itu, Joseph Yobo dkk. tidak punya pilihan selain menggelontor gol sebanyak mungkin ke gawang Tahiti. Kondisi itulah yang membuka kemungkinan sangat besar pertandingan Nigeria kontra Tahiti pada Senin (17/06) pk. 16.00 waktu Brasil atau Selasa (18/06) pk. 02.00 WIB akan menjadi ladang pembantaian ke gawang Tahiti.
Apabila itu terjadi, ditambah dengan kalau hasil imbang Nigeria – Uruguay pada matchday kedua benar-benar terjadi, maka pada pertandingan matchday ketiga, Uruguay dipastikan bakal menghabisi lagi Tahiti dengan target gol yang lebih besar daripada yang ditorehkan oleh Nigeria. Uruguay akan melakukan pembantaian itu sambil berharap Elang Super tumbang oleh Spanyol pada pertandingan lain yang digelar pada waktu bersamaan.
Menghadapi Spanyol pada matchday kedua, Tahiti justru kemungkinan besar tidak akan menjadi korban keberingasan Iker Casillas dkk., mengingat La Roja memang tidak memerlukan selisih gol yang besar, karena hampir pasti mendulang poin maksimal 9 dari tiga penampilan.
Bagi Tahiti, menjadi bulan-bulanan dalam turnamen besar bukanlah hal baru. Pada Kejuaraan Dunia Junior (FIFA U-2- World Cup) 2009 di Mesir, Tahiti memecahkan rekor penampilan terburuk (tiga kali kalah, selisih gol 0 – 21) yang sebelumnya dipegang Indonesia ketika tiga kali kalah dan selisih gol 0 – 16 pada kejuaraan serupa pada 1979 di Jepang.