Bisnis.com, JAKARTA - Kerusuhan merebak di Kota Santiago selepas tuan rumah Chile menundukkan tim favorit Argentina dalam pertandingan final Copa America yang berlangsung di Stadion Nasional Chile (Julio Martinez Pradanos) pada Minggu pagi WIB (5/7/2015).
Setelah raihan gelar pertama Chile untuk sebuah turnamen besar itu, pesta kemenangan pun segera digelar oleh warga di seantero negeri Amerika Selatan yang secara geografis memang berbentuk chili (cabai) itu.
Sayangnya, pesta rakyat itu berubaha menjadi kekerasan dan huru-hara. Para suporter bola pun tak bisa mengendalikan diri dan memancing pertikaian dengan kepolisian yang menjalankan tugas mengamankan pesta tersebut.
Kerusuhan berlangsung berjam-jam, bahkan mencapai 6 jam hingga tengah malam waktu setempat atau Minggu siang WIB.
Bagi Chile, ini merupakan catatan gelar pertama yang dinantikan selama 99 tahun sejak negara itu menjadi satu dari empat tim bersama Brasil, Argentina, dan Uruguay yang memulai pelaksanaan Copa America pada 1916 di Argentina.
Ironis bagi Chile, ketika tiga negara lain yang bersama-sama memulai turnamen tersevut telah mengoleksi gelar hingga belasan kali, Chile baru tahun ini mampu mencapainya.
Uruguay merupakan pengoleksi gelar juara Copa America terbanyak yakni 15 kali, diikuti Argentina 14 kali, dan Brasil 8 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
