Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyayangkan terjadinya kericuhan yang terjadi antara suporter dan polisi di luar Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, pada Minggu (19/11/2023).
Menurut Dito Ariotedjo, kericuhan yang menyebabkan sebanyak 7 orang suporter dan 10 polisi mengalami luka-luka, hingga polisi yang melepaskan gas air mata, dapat dihindari di kemudian hari.
"Ke depan mungkin harus ada evaluasi dan semoga suporter yang mencintai bola benar-benar fokus menjaga tim dan menjaga liga. Ini kan namanya permainan pasti ada naik turun sehingga semoga kita sama-sama saling menjaga. Baik dari pihak pemerintah, suporter, klub, PSSI, seluruh stakeholder," ucap Menpora Dito Ariotedjo kepada Bisnis di Istana Wakil Presiden, Senin (20/11/2023).
Dito pun menyoroti kericuhan yang terjadi setelah laga Gresik United melawan Deltras FC dalam lanjutan Liga 2 Indonesia itu pada awalnya bermula dari oknum pendukung yang mulai rusuh.
Kerusuhan bermula saat suporter Gresik United ingin melakukan demo di depan pintu VIP menyuarakan kekecewaan atas kekalahan tim kepada manajemen. Namun, demo tersebut dihalau oleh petugas keamanan.
Polisi yang tak bisa membendung oknum suporter yang melakukan pelemparan batu pun merespons dengan menembakkan gas air mata yang mengakibatkan 7 suporter terluka termasuk dengan 10 polisi.
Baca Juga
"Hingga saat ini saya belum mendapatkan laporan lengkap, tetapi yang saya ketahui gas air mata ditembakkan di luar area dari stadion dan harusnya semoga semua sudah sesuai aturan, tetapi sekali lagi kembali semoga ini bisa dicari titik tengahnya dan tidak terulang lagi," pungkas Dito.
Adapun, dalam laga tersebut, Gresik United harus mengakui keperkasaan Deltras FC dengan skor 1-2 dalam laga lanjutan putaran kedua Liga 2 Indonesia di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik.