Bisnis.com, JAKARTA – Union of European Football Associations (UEFA) menolak permintaan otoritas Kota Munchen untuk menerangi Allianz Arena dengan warna pelangi sebelum pertandingan Euro 2020 Jerman melawan Hungaria pada Kamis (24/6/2021) mulai pk. 02.00 WIB.
Wali Kota Munchen Dieter Reiter mengajukan permintaan tersebut sebagai protes terhadap undang-undang baru di Hungaria yang melarang berbagi konten apa pun yang dianggap mempromosikan homoseks dan perubahan gender kepada anak di bawah 18 tahun.
UEFA menolak permintaan itu karena "konteks politik". Mereka malah mengusulkan tanggal alternatif lain untuk menyalakan lampu warna-warni itu di stadion.
"UEFA memahami bahwa tujuannya juga untuk mengirim pesan untuk mempromosikan keragaman dan inklusi, tujuan yang telah didukung UEFA selama bertahun-tahun, setelah bergabung dengan klub-klub Eropa, tim nasional dan pemain mereka, meluncurkan kampanye dan banyak kegiatan di seluruh Eropa untuk mempromosikan etos bahwa sepak bola harus terbuka untuk semua orang.”
"UEFA telah mengusulkan tanggal alternatif untuk iluminasi yang lebih sesuai dengan acara yang ada. Rasisme, homofobia, seksisme, dan segala bentuk diskriminasi adalah noda di masyarakat kita dan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh sepak bola. Perilaku diskriminatif merusak pertandingan itu sendiri.”
Penjaga gawang Jerman Manuel Neuer akan diizinkan mengenakan ban kapten pelangi selama pertandingan.
UEFA mengusulkan ke otoritas Munchen untuk menyalakan stadion dengan warna pelangi pada 28 Juni yang merupakan Christopher Street Day atau antara 3 dan 9 Juli yang merupakan pekan Christopher Street Day di Munchen.
Christopher Street Day adalah perayaan LGBT tahunan yang diadakan setiap tahun di kota-kota di seluruh Jerman dan Swiss, diadakan untuk mengenang Kerusuhan Stonewall di New York pada 1969.
Pada Senin (21/6/2021), asosiasi sepak bola Jerman (Deutscher Fußball-Bund/DFB) mengatakan mereka juga lebih suka protes semacam itu diadakan pada kesempatan lain, bukan menjelang pertandingan melawan Hungaria.
Pekan lalu Hungaria mengesahkan undang-undang yang akan melarang literatur LGBT untuk anak di bawah umur, termasuk materi pendidikan, dan iklan yang dianggap mempromosikan hak-hak gay.
Pemerintah Hungaria tidak mengakui pernikahan gay dan memiliki undang-undang yang membatasi adopsi gay.
Menlu Hungaria Peter Szijjarto yang sebelumnya mengatakan bahwa "mencampuradukkan politik dan olahraga" adalah "berbahaya dan berbahaya", menyambut baik keputusan UEFA.
"Kepemimpinan UEFA membuat keputusan yang tepat dengan tidak membantu provokasi politik terhadap Hungaria. "Syukurkah akal sehat tetap ada di antara para pemimpin sepak bola Eropa," ungkapnya kepada AFP yang dikutip BBC.
Keputusan UEFA datang beberapa hari setelah meluncurkan penyelidikan atas "potensi insiden diskriminatif" selama pertandingan Hungaria melawan Portugal dan Prancis.
Selama pertandingan pembuka mereka melawan Portugal di Puskas Arena Budapest, spanduk homofobia ditampilkan oleh para penggemar.
Pada akhir pekan lalu, sebelum pertandingan Prancis, para penggemar berbaris dengan spanduk yang memberi tahu para pemain untuk berhenti berlutut untuk memprotes rasisme.