Bisnis.com, JAKARTA - Paris Saint-Germain akan berhadapan dengan Bayern Munchen di Final Liga Champions pada Senin (24/8/2020 dini hari di Stadion Da Luz. Kedua pelatih berpeluang masuk ke jajaran pelatih elit Eropa dengan meraih trofi kompetisi tertinggi tersebut.
Baik Hansi Flick maupun Thomas Tuchel belum pernah meraih trofi Liga Champions. Nama Thomas Tuchel sebenarnya sudah berkibar sejak beberapa musim terakhir, tepatnya ketika dia menggantikan Jurgen Klopp sebagai Pelatih Borussia Dortmund.
Meskipun hanya mampu membawa timnya meraih trofi Piala Jerman, nama Tuchel melambung karena berhasil mempertahankan status Dortmund sebagai penantang Bayern Munchen di Bundesliga.
Di kancah Eropa, Tuchel tercatat hanya mampu membawa Borussia Dortmund paling jauh di babak perempat final, yaitu pada musim 2016-2017.
Pada musim pertamanya di PSG, Tuchel pun hanya mampu membawa timnya melaju hingga babak 16 besar.
Sementara pengalaman Hansi Flick lebih minim lagi. Musim ini merupakan pertama kalinya dia merasakan atmosfir Liga Champions sebagai pelatih utama. Sebelumnya dia hanya menjadi orang nomor dua di Bayern Munchen, pendamping Niko Kovac yang menjadi pelatih.
Baca Juga
Flick memiliki catatan sempurna karena memenangkan seluruh dari tujuh laganya di Liga Champions sementara Tuchel pernah merasakan enam kekalahan dari 28 laga di kompetisi itu.
Soal strategi dan gaya permainan baik Tuchel maupun Flick sama-sama menganut filosofi sepak bola menyerang nan atraktif. Jika Tuchel lebih senang menggunakan formasi 4-3-3, maka Flick lebih memilih pola permainan 4-2-3-1.
Satu hal yang sangat menarik adalah karena Tuchel terbukti memiliki banyak variasi dari pola yang dia pilih itu. Pada laga semifinal kontra RB Leipzig, dia memutuskan tak menggunakan seorang penyerang murni.
Tuchel memasang Neymar sebagai pengganti Mauro Icardi dan menaruh Angel Di Maria di sayap kanan sementara Mbappe beroperasi di sisi kiri.
Rotasi di antara ketiga pemain tersebut membuat permainan PSG sulit ditebak oleh RB Leipzig. Alhasil, PSG menang meyakinkan 3-0 dan melaju ke babak final.
Sementara Flick bisa terbilang sebagai pelatih yang sangat nyaman dengan pilihan pemainnya. Dia tercatat tak melakukan perubahan berarti dalam skuadnya sejak babak 16 besar.
Satu perubahan dilakukan Tuchel karena bek kanan Benjamin Pavard yang bermain pada laga pertama kontra Chelsea mengalami cedera. Posisi Pavard sejak saat itu ditempati Joshua Kimmich dan posisi Kimmich diisi oleh Leon Goretzka.
Pada laga final, Flick diprediksi tak akan melakukan perubahan pada skuadnya meskipun Benjamin Pavard telah pulih dari cederanya. Apalagi bek Jerome Boateng yang sempat mengalami benturan pada laga semifinal dikabarkan bisa bermain.
Prediksi susunan pemain PSG vs Bayern Munchen di final Liga Champions:
PSG (4-3-3): Rico; Kehrer, Thiago Silva, Kimpembe, Bernat; Verratti, Marquinhos, Herrera; Di María, Neymar, Mbappé
Bayern Munchen (4-2-3-1): Neuer; Kimmich, Boateng, Alaba, Davies; Goretzka, Thiago; Periši, Müller, Gnabry; Lewandowski
Laga Senin dini hari mendatang akan menjadi pertama kalinya PSG dan Bayern Munchen bertemu pada babak gugur. Pada delapan pertemuan sebelumnya, kedua tim selalu bertemu di babak penyisihan grup.
PSG memiliki rekor lebih baik dengan mengantongi lima kemenangan sementara Bayern Munchen meraih tiga kemenangan.
Terakhir kali mereka bertemu adalah pada musim 2017-2018. Bayern Munchen menang 3-1 di Stadion Allianz sementara PSG menang 3-0 di Stadion Parc des Princes.
Sementara bagi Tuchel, Bayern Munchen merupakan momok yang menakutkan. Dari 17 kali bertemu, TUchel hanya mampu membawa timnya lima kali menang dan menelan 10 kekalahan dari Bayern Munchen.
Soal mental pemain, kedua tim sama-sama memiliki pemain berpengalaman berlaga di partai final Liga Champions. PSG memiliki Neymar yang pernah meerebut trofi Kuping Besar bersama Barcelona.
Mereka sebenarnya juga memiliki penjaga gawang Keylor Navas yang merupakan bagian dari sukses Real Madrid meraih trofi tersebut tiga kali secara beruntun pada 2016 hingga 2018. Sayangnya Navas harus absen karena cedera.
Di kubu Bayern Munchen, mereka masih memiliki Thomas Muller, Jerome Boteng, David Alaba hingga Manuel Neuer yang merupakan bagian dari tim yang pernah meraih trofi Liga Champions tujuh tahun lalu.
Robert Lewandowski juga tercatat sebagai pemain yang bermain pada laga final Liga Champions 2013, hanya saja saat itu dia masih berseragam Borussia Dortmund dan menjadi tim yang dikalahkan Bayern Munchen.
Motivasi Robert Lewandowski tampaknya berlipat ganda kali ini. Pasalnya, pada 1 Agustus kemarin dia baru saja merayakan ulang tahun yang ke-32. Penyerang asal Polandia itu juga akan bisa menyempurnakan musim ini dengan gelar pencetak gol terbanyak sekaligus juara Liga Champions.
prediksi hasil PSG Vs Munchen, sulit menebak siapa yang akan menjadi kampiun Liga Champions. Baik PSG maupun Bayern Munchen memiliki pemain yang sama-sama berkualitas dan kemampuan pelatih yang tak lagi diragukan.
Detail-detail kecil dalam pertandingan tampaknya akan sangat menentukan siapa pemenang laga tersebut. Bayern Munchen memang sedikit lebih difavoritkan karena pernah menjuarai kompetisi ini, tetapi PSG bukan tim kacangan yang akan menyerah bergitu saja.
Laga final Liga Champions antara PSG vs Bayern Munchen akan berlangsung pada Senin dini hari 24 Agustus 2020 pukul 02.00 WIB. Laga ini akan disiarkan secara langsung oleh SCTV.