Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Kapten Tim Persib Bandung, Supardi Nasir mengutuk keras pelaku pengeroyokan Haringga Sirila (23) hingga tewas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat sebelum laga Persib melawan Persija digelar, Minggu (23/9) lalu.

Insiden tersebut menurut pemain sayap Persib ini menjadi duka mendalam bagi pesepakbolaan nasional. 

"Di luar dugaan semua dan di luar nalar kita. rasanya gak mungkin seorang manusia yang berakal sehat bisa menganiaya sebegitu bejadnya. Kita mengutuk keras kejadian ini. Kita berharap jangan ada lagi kejadian seperti ini," ujar Supardi, Selasa (25/9). 

Pria kelahiran Bangka 9 April 1983 ini berharap tak ada lagi “tumbal” dari panasnya laga di pentas sepak bola domestik. Tak hanya bobotoh atau The Jakmania, namun suporter lainnya pun harus bersatu.

"Siapapun, bukan hanya Bobotoh atau Jak Mania, tingkat respek, tingkatkan saling menghargai antar sesama, kita Indonesia tetap Indonesia," katanya.

Ia menyayangkan, fanatisme buta menjadikan nyawa begitu murah. Sehingga hal tersebut tidak bisa dibenarkan dan seluruh pemain, pelatih dan majemen Persib mengutuk insiden tersebut.

"Ini sangat merugikan suporter tim dan banyak lagi, kerugian yang dibuat oknum yang tak bertanggung jawab ini," katanya.

Menurut Supardi ulah tidak berperi kemanusiaan ini dipastikan dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab. Ia menilai, khususnya bobotoh, sangat banyak yang sadar dan dewasa saat menyaksikan setiap laga Persib di stadion.

"Ini oknum yang butuh edukasi lebih. pokoknya jangan sampai terulang lagi, terutama di Jabar," katanya.

Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya edukasi terhadap supporter sepakbola secara menyeluruh. Ia pun tidak menampikan, fanatisme memang wajar ada tim sepak bola, namun akan menjadi masalah jika terlalu berlebihan.

"Ini bukan orang yang sayang ke Persib, kalau orang sayang Persib mereka pasti pikir panjang. Saya tekankan sekali lagi, itu adalah oknum. Kalian lihat di pertandingan kemarin aman di dalam stadion," bebernya.

Dampak dari kejadian tersebut, mental pemain pun dikatakan Supardi ikut terganggu. Padahal saat ini sedang mengincar target juara di Liga 1 2018. Skuat Maung Bandung sendiri baru mengetahui ada korban meninggal dunia setelah usai pertandingan. 

"Setelah naik bus dapat kabar, semua diam dan enggak ada euforia lagi," ungkapnya.

Supardi berharap kejadian ini dijadikan pelajaran untuk seluruh suporter di Indonesia. Mengingat belum seluruhnya antar suporter bisa mesra di stadion.

"Jadikan pelajaran ini untuk seluruh suporter, dalam waktu dekat ada laga Persebaya lawan Arema. Jangan sampai kejadian ini terulang," ucapnya.

Khusus bobotoh, dia percaya adalah suporter yang selalu memberikan dukungan positif dan kreatif. Namun apabila hingga menghilangkan nyawa, itu tidak menjadi kebangaan.

"Itu bodoh namanya. Dan untuk seluruh suporter indonesia, bersatulah, demi masa depan bangsa," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper