Bisnis.com, JAKARTA - Prancis, yang baru menjadi korban serangan teroris dan bertindak sebagai tuan rumah putaran final Piala Eropa (Euro) 2016, memutuskan untuk tidak menunda kegiatan akbar tersebut, yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Juni hingga 10 Juli tahun depan.
“Pembicaraan seputar penundaan penyelenggaraan Euro 2016 hanya memberi angin kemenangan kepada kelompok teroris," kata Jacques Lambert, ketua penyelenggara pesta sepak bola di kawasan Eropa itu, pada Senin (16/11/2015) menyusul serangan di Paris yang menewaskan 170 jiwa dan melukai 350 orang pada Sabtu dini hari WIB (14/11/2015).
Lambert berjanji Prancis akan menempuh dan membuat keputusan-keputusan penting dengan meningkatkan keamanan penyelenggaraan Euro 2016, demikian dilansir Sporting Life.
"Kami akan membuat dan menempuh keputusan-keputusan penting dengan memperketat keamanan selama penyelenggaraan Euro 2016. Keamanan di stadion-stadion menjadi prioritas. Risiko justru ada di jalan-jalan, di tengah kerumunan massa pendukung tim yang bertanding, " katanya.
Presiden Federasi sepak bola Prancis (FFF) Noel Le Graet mengatakan keamanan menjadi prioritas. "Kami tidak akan mengambil risiko. Kami memprioritaskan keamanan, karena saya tahu setiap orang adalah pendatang."
Pernyataan Lambert bahwa sepak bola tetap akan ‘melawan’ teroris telah diperlihatkan oleh FFF yang tetap menggelar sekitar 80 pertandingan babak ketujuh Piala Prancis (Coupe de France) pada 2 hari terakhir.
Menurut Soccerway, Memang ada beberapa pertandingan yang terpaksa ditunda, namun jumlahnya sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang direalisasikan.
Beberapa laga yang ditunda antara lain Reims Sainte-Anne vs Dunkerque, Paimpol vs Avranches, Sannois-St-Gratien vs Saint-Ouen-L'Aurnone, Stade Briochin vs Fougeres AGL, Gonfreville vs US Boulogne, Quevilly vs RC Lens, dan Versailles vs Blanc Mesnil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
